Juni 2012.

Seharusnya itu menjadi bulan yang membahagiakan bagi saya. Bulan itu, saya akan berulang tahun sekaligus merayakan 9 tahun karier saya di sebuah bank bergengsi. Tapi, kenyataan tidak selalu seindah impian.

Sebagai karyawan yang adalah seorang lulusan cum laude dari salah satu kampus terfavorit di tanah air, saya selalu mendedikasikan diri saya sepenuhnya pada perusahaan. Meski terkadang tekanan pekerjaan dan deadline yang berbaris sepanjang jalan kenangan membuat saya lelah dan stres, nyatanya saya bertahan hingga hampir satu dasawarsa menyandang predikat ibu bekerja.

Namun, medio 2012 yang lalu nampaknya menjadi titik kulminasi saya sebagai wanita karier. Tepat 9 tahun menyandang predikat ibu bekerja, saya memutuskan untuk meletakkan jubah kebanggaan saya itu. Sungguh bukan sebuah keputusan yang mudah. Saya melakukannya dengan derai air mata dan doa yang hampir tanpa kata.

 

Pixabay

 

Momen ulang tahun semestinya menjadi saat spesial bagi siapapun yang merayakannya. Saya sebaliknya. Kue ulang tahun yang seharusnya menghiasi hari bersejarah itu, saya lewatkan dalam sunyi yang penuh amarah. Saya merasa gagal mewujudkan mimpi. Hari-hari saya berubah muram. Langit tak lagi cerah dan saya kehilangan gairah.

Life must go on. Meski berat, perlahan saya mulai bergerak. Setelah berbulan-bulan tenggelam dalam kemarahan dan frustasi, saya mulai memupuk energi lagi bagi jiwa. Saya banyak melakukan perenungan diri dan mencoba menemukan apa yang salah dalam diri saya. Saya ingin menyembuhkan luka batin yang menggerogoti diri ini.

 

Hingga suatu saat, saya menemukan kembali kata-kata ini :

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini,
yaitu iman, pengharapan dan kasih,
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”

 

Ya, kasih dan kesabaran. Dua hal yang selama ini hilang dalam diri saya. Itulah sebabnya saya penuh amarah, dendam, dan frustasi. Sampai-sampai seluruh energi positif dalam diri ini seolah pergi entah ke mana. Saya lelah dan frustasi dengan keadaan. Namun gelombang kesadaran perlahan menyapu jiwa saya hingga saya bertekad untuk bangkit dan bersinar lagi. Saya tak ingin kehilangan kasih dan sukacita dalam diri saya terlalu lama. Kemarahan dan dendam hanya membuat saya rapuh.

Menjadi Lebih Sabar

 

You know, menjadi sabar itu tidaklah mudah. Nggak seperti membalik telapak tangan. Semua butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Menaklukkan ego dan berdamai dengan keadan itu jauh lebih sulit ketimbang memaafkan kesalahan orang lain. Untuk itu, saya banyak melatih diri dan belajar untuk lebih banyak mendengar. Belajar untuk lebih rendah hati dan menerima didikan demi didikan hidup yang mengikis kesombongan yang selama ini tanpa saya sadari telah membuat saya menjadi pribadi yang kurang peka.

Dalam perenungan itu, saya banyak berkaca tentang hidup saya selama ini. Betapa banyak hal yang menjadi sumber “keakuan” saya satu persatu dipangkas. Digantikan dengan hati yang lebih sabar dan peka.  Dan inilah beberapa hal yang membantu saya mencapai tingkat kedewasaan yang lebih tinggi.

  1. Mencoba bersyukur untuk apapun yang saya alami. Meski itu hal yang tidak mengenakkan sekalipun. Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian.
  2. Banyak berdiam diri dan merenung, melihat jauh ke dalam diri.
  3. Fokus pada ada yang saya miliki, alih-alih pada apa yang tidak saya punyai.
  4. Mengalihkan energi pada hal-hal positif dan kreatif.  Dalam hal ini, saya pilih menulis untuk mengeluarkam sampah dalam diri, sekaligus mengukir kisah.
  5. Banyak membaca dan memperluas wawasan. Dunia tak sesempit daun kelor.
  6. Belajar menerima fakta yang tak dapat diubah, dan berdamai dengan diri sendiri. Menikmati proses kehidupan dan terus berjalan.

 

 

Belajar Sabar dari Batik

Lomba blok batik trusmi

 

Saya menemukan filosofi yang sangat menarik dari seorang pembatik. Ia sangat telaten melukiskan setiap titik dan garis di atas selembar kain putih. Dari dialah, saya ingin belajar arti kata sabar. Tak ada ketergesaan di dalam jiwanya. Setiap goresan menunjukkan kesabaran dan ketetapan hati sang pembatik. Menancapkan keindahan dan keagungan yang akan terlihat tepat saat semua proses terlalui dengan baik.

Meski saya bukan pembatik, saya ingin meneladani nilai-nilai luhur yang dibawa dalam selembar kain penuh makna itu. Batik nggak sekadar lembaran kain atau baju. Lebih daripada itu, aura batik bisa memengaruhi jiwa dan hati sang pemakai.

Berkaca dari situ, saya mulai membuka-buka lemari. Sepertinya ada beberapa koleksi batik yang selama ini jarang saya pakai. Menurut wejangan para eyang, dengan memakai batik kita akan lebih sabar dan ikhlas menjalani hidup ini. Baiklah, saya memutuskan untuk belajar sekali lagi dari hidup ini.

Oya, dulu saya kurang suka memakai batik gara-gara modelnya yang terkesan jadul dan bikin saya terlihat kayak emak-emak. *Duh padahal emang emak-emak sih.*

Beruntung, jaman sekarang makin banyak model batik yang kekinian dan bikin saya terlihat tetap modish bin stylish. Kalau saya, suka memakai dress batik atau atasan yang girly. Seperti tampak pada beberapa koleksi busana batik saya berikut ini.

 

 

 

Batik Cirebon

Batik Indonesia sudah menjadi warisan leluhur sejak zaman dahulu. Selain menjadi ajang berkreasi, membatik nyatanya juga sebagai media untuk berikhtiar, melatih kesabaran, ketelatenan, sekaligus mewujudkan suasana damai. Damai di hati, damai di bumi.

Tak berlebihan rasanya jika batik dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya tak-benda warisan manusia oleh UNESCO, sejak 2 Oktober 2009. Batik telah membuat Pesona Indonesia makin bersinar di mata dunia.

Ada ratusan motif batik yang tersebar di seluruh nusantara. Semuanya memiliki keunikan dan kekhasannya masing-masing. Tentu, dengan nilai-nilai luhur yang diusungnya. Dan salah satu sentra batik yang ada di Indonesia ini adalah Cirebon. Kota di pesisir utara pulau Jawa ini sudah lama dikenal sebagai pusat batik yang indah dan penuh nilai seni bercita rasa tinggi.

 

Batik Mega Mendung

taken from liputan6.com

 

Dilansir dari Wikipedia, Cirebon merupakan sentra batik tertua yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan industri batik lain di bumi Parahyangan. Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah Mega Mendung.

Menurut beberapa rujukan, motif ini terinspirasi dari akulturasi budaya Jawa dan Tiongkok yang dimulai sejak masa para wali dulu. Seperti kebanyakan batik nusantara, Mega Mendung juga memiliki makna mendalam. Mega berarti awan, dan mendung yang berarti redup. Secara filosofis, motif batik ini mengajarkan bahwa manusia seharusnya penyabar dan tidak cepat marah. Selain itu, awan pembawa hujan melambangkan kesuburan dan pemberi kehidupan. Motif mega mendung yang dilukis secara horizontal menggambarkan sifat mengayomi, meneduhkan, mendinginkan dan mendamaikan.

Proses pembuatan batik ini cukup rumit dan membutuhkan proses panjang. Ada tujuh gradasi warna yang dipakai. Semuanya melambangkan warna langit yang luas. Mulai dari biru tua hingga paling muda. Karena itu, Mega mendung juga mengusung konsep religiusitas. Bagaimana manusia harus memiliki hubungan baik dengan Sang Pencipta. Sedangkan warna merah melambangkan keterbukaan dan kelugasan masyarakat pesisir yang cinta damai.

 

Kampung Batik Trusmi

Salah satu sentra batik di Cirebon adalah Kampung Batik Trusmi. Berlokasi sekitar 4 km arah barat daya kota udang, Kampung Trusmi tak hanya menawarkan aneka batik beragam corak, tapi juga wisata kuliner khas pesisir utara yang nikmat. Di kampung ini, ada ribuan pembatik yang setia melestarikan kekayaan budaya adiluhung tersebut. Tak heran, kampung ini menjadi salah satu tempat wisata Cirebon yang wajib dikunjungi.

 

BT Batik Trusmi

 

Ada banyak toko yang menjual batik di Trusmi. Salah satu yang paling terkenal adalah BT Batik Trusmi yang menawarkan aneka busana batik siap pakai ataupun kain batik berkualitas tinggi. Beralamat di Jl. Syekh Datul Kahfi (Trusmi Kulon) No. 148 Plered, Cirebon, Jawa Barat, toko ini memanjakan pelanggan lewat penjualan onsite dan online. Dengan jargon BTAlwaysBatik, Batik Trusmi ingin terus memperkenalkan dan melestarikan batik Cirebon yang adiluhung.

Nah ini dia suasana di salah satu sudut toko yang saya ambil dari akun instagram resmi BT Batik Trusmi. Keren ya? Wuaah, bisa-bisa kalap deh saya kalau main ke sini hehe.

 

 

 

Untuk teman-teman yang ingin berkunjung langsung, jangan sampai salah alamat ya. Nih ada petunjuk jalannya tuh.

 

Nah, karena kepo dan belum ada kesempatan berkunjung ke sana, saya mulai berselancar di internet dong untuk berbelanja online di batik trusmi ini. Caranya gampang banget kok, kunjungi aja official store Batik Trusmi dan temukan ratusan pilihan busana batik sesuai selera. Masalah kualitas, jangan khawatir. Dijamin semua item yang ditawarkan dalam kondisi terbaik.

Cara berbelanja onlinenya juga nggak ribet. Kita hanya perlu login atau register dulu di websitenya. Lalu, tinggal pilih kategori item yang ingin dicari, lalu masuk ke order, pengiriman dan pembayaran. Wah ternyata ada buanyak banget pilihan busana yang keren-keren loh.

Langkah pertama

Lomba blog btbatik trusmi

Masuk/daftar di website resmi btbatiktrusmi.com

 

Langkah kedua

Lomba blog btbatik trusmi

Pilih kategori barang yang dicari

 

Langkah ketiga

Lomba blog btbatik trusmi

Klik pada barang yang diinginkan.Jangan lupa sesuaikan ukuran, warna dan spesifikasi yang kita mau ya.

 

Karena penasaran sama motif mega mendung, kali ini saya sengaja mencarinya di bagian kategori. Hm… ternyata motif ini termasuk dalam top  4 the most populer item loh. Nah, bener kan, mega mendung memang ikonnya batik Cirebon?

 

Langkah keempat

Lomba blog btbatik trusmi

Setelah selesai, kita bisa langsung ke menu pembayaran. Semua data sudah tersimpan saat proses registrasi di awal.

 

Masalah pembayaran, kita bisa pilih salah satu dari metode yang ditawarkan, yakni transfer via BCA, Mandiri atau BRI. Setelah pembayaran terkonfrmasi, barang pesanan kita akan dikirimkan via JNE. Now, time to sit back and relax. Mudah, kan?

 

 

Tips Merawat Batik

Memiliki batik, kita harus siap merawatnya juga. Batik tak sekadar busana, tapi juga budaya yang harus kita lestarikan. Nah, agar batik kesayangan tak mudah rusak, berikut beberapa tips merawatnya:

1. Gunakan sabun cuci khusus (biasanya sabun lerak).

BT Batik Trusmi

btbatiktrusmi.com

 

 

2. Jika tak ada sabun lerak, bisa juga menggunakan

sampo rambut yang sudah dilarutkan.

pixabay

 

 

3. Jangan mengucek batik atau mencuci menggunakan mesin.

Cukup meremasnya secara lembut dan hati-hati.

Merawat Batik

btbatiktrusmi.com

 

 

4. Jika batik sangat kotor, gunakan sabun mandi atau jeruk nipis

untuk membersihkan bagian yang kotor.

Merawat batik

pixabay

 

 

5. Jangan mengeringkan batik di bawah sinar matahari langsung,

cukup di tempat yang teduh.

Merawat batik

pixabay

 

 

6. Jemur dalam keadaan terbalik (bagian luar ditaruh di dalam).

Merawat batik

btbatiktrusmi.com

 

 

7. Jangan menyeterika batik langsung,

tapi letakkan kain tipis di atasnya.

 

Merawat batik

pixabay

 

 

8. Jangan menyemprotkan pewangi atau parfum langsung di atas batik, terutama untuk batik sutera dengan pewarna alami.

Merawat batik

pixabay

 

 

Saya sadar, berubah menjadi manusia penyabar dan penuh ikhlas menjalani hidup itu tidak mudah. Saya harus melewati proses panjang bernama pembelajaran seumur hidup. Dan saya berjanji pada diri sendiri untuk belajar dari mana saja, kepada siapa saja, sepanjang sumber pembelajaran itu positif dan bermanfaat.

Saya ingin seperti para pembatik yang dengan sabar dan telaten mengukir satu persatu titik dan garis di atas lembaran kain putih bernama kehidupan. Kelak, saat kain itu telah tuntas dan penuh goresan, di situlah kisah kehidupan saya dipamerkan pada dunia. Semoga saat itu tiba, saya telah menjadi pribadi yang lebih baik dan layak dijadikan inspirasi bagi orang lain.

 

 

 

Referensi:

  • https://nasional.kompas.com/read/2008/08/25/15001895/12.tips.merawat.batik
  • https://btbatiktrusmi.com
  • https://wikipedia.com
  • https://liputan6.com

 

Artikel ini menjadi salah satu yang terbaik dalam lomba blog yang diadakan oleh BT Batik Trusmi.