Beberapa teman mulai tanya sama saya, “Wihh kamu udah mulai jadi travel blogger, toh?”

Saya mesam mesem aja hihihi. Pertanyaan yang wajar sih sepertinya, mengingat beberapa postingan terakhir saya kebanyakan tentang aktivitas plesiran keluarga kami.

Well, sebenernya nggak bermaksud jadi travel blogger sih, wong saya ini jarang pergi-pergi. Kalaupun pergi ya masih udek ulek di sekitaran Jogja aja. Cuman, saya memang selalu antusias kalau menuliskan cerita tentang dunia plesir-plesir kayak gini. Siapa tahu, next beneran bisa jadi travel blogger hehe. Amiin.

Seperti kali ini, saya juga lagi pengen nulis tentang sebuah tempat wisata yang pastinya banyak orang tahu. Begitu terkenalnya tempat ini, sampai-sampai Kang Obama pun berkunjung ke sini. Nggak ada helikopter-helikopteran pas datang ke sini. Katanya, si Akang cuma naik mobil doang kok. Etapi… pastinya pakai pengamanan super ketits ya.

Yup, kali ini saya berkesempatan mengunjungi Puncak Becici. Salah satu puncak tertinggi di daerah Ndlingo, Kabupaten Bantul. Sebenarnya ada beberapa spot yang keren-keren di kawasan hutan pinus ini, Moms. Di antaranya adalah Puncak Pengger, Puncak Becici, Puncak Songgo Langit, Pintu Langit Dahromo, dan Kawasan Kebun Buah Mangunan.

Pengennya sih mengeksplor semua tempat wisata itu, tapi ternyata waktunya nggak cukup kalau cuma seharian di sini. Paling nggak, kita harus spare 3 sampai 4 hari full untuk ngubek-ubek spot foto keren, sekaligus menikmati indahnya panorama alam Jogja dari ketinggian.

 

Puncak Becici

 

Kawasan hutan pinus di daerah Ndlingo ini sebenarnya sudah lama banget ada. Hal ini dibuktikan dengan tingginya pohon pinus yang berdiri gagah mencakar langit. Hanya saja, tempat ini belum terlalu lama dibuka sebagai  tujuan wisata.

Dari arah Jogja, nggak butuh waktu lama untuk sampai di tempat ini. Jarak tempuh hanya sekira 20 km dari pusat kota menuju ke arah Wonosari. Sesampai di puncak bukit Patuk, kita harus berbelok ke kanan, ke arah Ndlingo. Puncak Becici sendiri jaraknya 8 km dari puncak Patuk ini (demikian informasi yang saya baca di petunjuk arah yang ada di perempatan jalan).  Setelah belok kanan, jalanan sedikit menanjak dan lumayan sempit. Untuk berpapasan dengan mobil dari arah yang berlawanan, kita harus memperlambat laju kendaraan dan mepet ke kiri. Pemandangan khas “kampung” menyambut di kiri kanan jalan. Perlahan, di sebelah kanan kita akan tersaji pemandangan kota Jogja di kejauhan. Semakin lama, jalan makin menanjak.

Sebelum sampai ke Puncak Becici, kita akan melewati Puncak Pengger yang juga menjadi objek wisata. Ada juga restoran yang cukup besar di sebelah kiri. Restoran ini menyajikan makanan khas desa. Berhubung nggak pengen ke sini, kami melanjutkan perjalanan. Sekitar 15 menit kemudian, sampailah kami di Puncak Becici. Dan ternyata… parkiran sudah penuh sama kendaraan. Mungkin karena saya ke sini pas libur lebaran ya, jadinya suasana cukup crowded. Mobil pun terpaksa kami parkirkan agak jauh dari gerbang masuk. Untungnya, ada banyak petugas parkir dan polisi yang sigap membantu.

 

Puncak Becici

Pintu masuk ke hutan pinus Puncak Becici

 

Tiket masuk Puncak Becici ini cukup murah. Hanya Rp 2.500 saja. Ada banyak spot yang sengaja disediakan olehpengelola untuk berswafoto bagi para pengunjung. Kita bisa ‘ngetem’ di mana saja, sembari duduk-duduk cantik sambil berfoto. Ada beberapa keluarga yang saya lihat membawa bekal makan dan dengan santainya menggelar tikar lalu ngabohtram bareng. Wihihi.. berasa di rumah sendiri deh.

 

Puncak Becici

Tangga ini juga keren dipakai untuk spot foto kan?

 

Oya, di beberapa titik juga disediakan ayunan dari kayu. Ayunan ini bisa difungsikan sebagai alat permainan, sekaligus spot foto yang instagramable loh.

 

Puncak Becici

Main ayunan sebentar sambil popotoan

 

Sebenarnya, saya berharap akan kedinginan di hutan pinus ini. Nyatanya? Saya malah keringetan tuh. Mungkin karena pengunjungnya buanyaaak banget jadi harus rebutan oksigen kali yak? Hahaha… oya, selain itu saya juga harus jalan kaki berkilo-kilo meter untuk mengeksplor semua spot yang indah. So, kebayang kan, dari mana keringat itu datang?😁😁

Yang enak di tempat ini, ada banyak warung makan yang menyediakan beragam jajanan ringan hingga makan berat dan aneka minuman. Jadi, kalaupun kita lupa nggak bawa cukup bekal, nggak perlu takut kelaparan. Harga yang ditawarkan pun cukup ramah di kantong kok. Harga sosis bakar ukuran medium itu Rp 12.000, bakso bakar isi 5 tusuk dijual Rp 12.000, kelapa muda utuh Rp 10.000 dan soto ayam Rp 20.000. Oya, rata-rata, para penjual mencantumkan harga pada daftar menu yang ada. So, no worries ya.

 

Puncak Becici

Deretan penjual makanan pas setelah pintu masuk.

 

Saya sempat nanya-nanya sama mbak-mbak yang jualan sosis di mana sih warung makan yang dikunjungi Obama waktu itu? Jawabannya “nggak tahu” hahaha… Mungkin si Mbak takut kesaing kali ah. *ups*

 

Puncak Becici

Toiletnya bersih 😊

 

Pas banget mau mau mulai pendakian, tetiba saya terserang HIV alias hasrat ingin vivis. Jadilah kami melipir bentar sekalian ngajakin Kevin pipis biar nggak ngompol. Yang cihui, toiletnya di sini bersih, Moms. Airnya dingin banget, seger deh. Untuk menggunakan fasilitas toilet ini, kita dipungut biaya sebesar Rp 2.000 saja.

 

Hammockers

Puncak Becici

Hammockers lagi nyantai

 

Untuk teman-teman yang pengen merasasakan sensasi tidur dengan hammock, di sini ada buanyak penyewaan hammock. Cumaaaa… karena (sekali lagi) pengunjungnya membeludak, kayaknya jadi sedikit nggak nyaman deh hammock-an di sini. Entah ya kalau pas low season. Pastinya akan lebih sepi dan tenang, jadi kita bisa tidur beneran pakai hammock ini.

 

Photo Session

Puncak Becici

 

Jaman now gini, nggak afdol pastinya kalau jalan-jalan nggak pakek popotoan. Ntar disangkain hoaks bin ngibul. Yekan??

Don’t worry! Di Puncak Becici ada spot keren yang bisa kita jadikan tempat berfoto sambil memamerkan pemandangan kota Jogja dari ketinggian. Yakni sebuah panggung dari kayu yang berlatar belakang Jogja di bawah sana. Di depan panggung ini ada tempat duduk yang bisa kita pakai beristirahat sekaligus menikmati keindahan alam. Lebih asyik sebenernya berfoto saat sore, apalagi kalau pas nggak mendung. Sunset yang indah akan menjadi pemandangan yang luar biasa pastinya.

 

Saya termasuk kurang beruntung pas datang ke sini kemarin. Karena terlalu padat pengunjung, jadinya sesi poto-poto ini kurang asyik. Banyak orang yang nggak mau berbagi atau nggak mau antri. Kebayang kan, lagi asyik berpose, tetiba ada orang nyempil di sebelah kita. Pakai tampang innocent lagi, hadeeuh. Asa kumaha gitu. Beda banget sama pas saya ke The Lost World Castle kemarin. Untuk foto di satu titik, pengunjung pada rela antri dengan tertib. Mungkin karena bayarnya beda kali ya? Entahlah…

Jadi beginilah penampakan saya di puncak Becici dengan back ground seadanya.

Puncak Becici

 

Puncak Becici

 

Si Kakak beda lagi. Di tengan hiruk pikuk orang, saya disuruh motoin dia yang dengan antengnya telungkup di atas panggung kayu. Huhuhu… mantab!

Puncak Becici

 

Si adek sama Papi seperti biasa, paling susah difoto. Jadi kalau mau foto harus dibujukin atau paling banter di candid. Tapi, kebetulan ini pas dapet angle yang bagus kok. Cekidot ya..

 

Puncak Becici

 

Puncak Becici

Hauuusss, Mamii 😁

 

Puncak Becici

Kalau capek, kita bisa berhenti sambil duduk-duduk menikmati semilir angin.

 

Perjalanan belum berakhir, Moms. Saya harus naik lagi sekitar 500 meter untuk sampai di puncak tertinggi Puncak Becici ini. Matahari pas lagi terik-teriknya saat kami mendaki. Untungnya Kevin cukup bersahabat dan mau jalan sendiri. Padahal puanasse poolll. Sampai di puncak, letih akibat pendakian tadi cukup terbayar dengan pemandangan keren yang luar biasa. Lembah menghijau di kejauhan, berpadu dengan langit cerah yang indah, bikin males pulang.

 

Puncak Becici

Jogja, dilihat dari Puncak Becici

 

 

Puncak Becici

 

 

Puncak Becici

 

Oya, kalau teman-teman mau ke sini, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ya.

1.Pakai flat shoes atau sendal gunung

Karena harus berjalan dan mendaki cukup jauh, sepatu model ini akan menghindarkan kaki kita dari cedera.

 

2. Pakai topi atau pelindung lainnya

Saat panas, topi bisa mellindungi wajah kita dari sengatan matahari. Kalau kebetulan kalian ke sininya pagi-pagi atau sore hari, jaket atau sweater sepertinya akan cukup nyaman.

 

3. Perhatikan timing-nya

Kalau ingin dapat view yang the best, datanglah pagi-pagi sekali atau menjelang petang. Selain itu, usahakan untuk datang saat low season, jadi nggak terlalu crowded.

 

4. Pastikan kamera fully charged atau bawa baterai cadangan

Nggak mau kan, sesi popotoan tetiba harus off gegara kamera meninggal dunia? Hihihi…

 

5. Bawa bekal minum cukup

Karena perjalanan cukup panjang, sebaiknya konsumsilah cukup air putih agar nggak dehidrasi. Meski begitu, kita masih bisa membelinya di warung-warung yang ada.

Saat hendak pulang, saya sempat bertanya pada mas-mas yang jual makan di mana sih Pintu Langit itu? Ternyata deket, Pemirsaah! Nggak nyampe 3 km katanya dari Puncak Becici. Oke deh, travel blogger kami segera berkemas dan menuju ke sana. Mau ikut? Yuk….

 

Thanks for reading ya!