Hai Moms!

Adakah yang pernah bepergian ke Magelang? Kota kecil di sebelah utara Jogja ini memiliki hawa yang cukup sejuk. Hal ini karena Magelang terletak di lereng Gunung Tidar. Meski nggak sedingin Bandung atau Bogor, Magelang cukup nyaman untuk ditinggali. Selain udaranya yang bikin adem, kemacetan pun jarang terjadi di sini. Ya iyalah, mau macet di mana? Hehe…

Dari Jogja, kita hanya perlu menempuh sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan darat menuju ke Magelang. Sepanjang perjalanan, kita bisa menemukan beraneka souvenir dari batu yang dijual di pinggir jalan. Buat teman-teman yang sedang mencari cobek atau hiasan taman dari batu asli, di sini banyak pedagang yang menawarkan aneka barang dengan kualitas ok dan harga yang miring loh. Jelas beda dong sama harga yang kita temui di pasar.

Selain itu, ada juga banyak toko oleh-oleh khas Magelang dan Muntilan. Salah satunya adalah tape ketan ijo yang terkenal itu. Atau salak pondoh yang juga bejibun di mana-mana. Tinggal parkir sebentar di pinggir jalan, lalu belanja deh.

Nah, Magelang ini paling terkenal sama Borobudurnya. Tahu dong, candi Budha terbesar di dunia ini menyedot ratusan ribu pengunjung setiap tahunnya. Namun, adakah teman-teman yang pernah berkunjung ke tempat wisata lain di kabupaten Magelang? Kalau belum, yuk saya ajak ke sana.

Taman kyai langgeng

 

Destinasi wisata kita kali ini namanya Taman Wisata Kyai Langgeng. Sesuai namanya, Kyai Langgeng memang sebuah taman yang di dalamnya terdapat taman, kolam, dan tempat untuk anak-anak bermain.
Dulu pas kecil, saya sempat berkunjung ke sini bersama orangtua. Tapi nggak banyak yang saya ingat. Maklum masih anak SD dulu. Nah, sekarang saya gantian ngajakin anak-anak bernostalgia. Taman wisata ini terletak di tengah kota Magelang. Untuk menuju ke sana nggak susah kok. Banyak plang penunjuk jalan atau kalau nggak mau repot ya tinggal pasang google maps dan suruh si Mbah nunjukin arahnya.

Berangkat sekitar pukul 10 dari rumah, kami sampai di tujuan hampir setengah 12. Ternyata, jalanan cukup padat dan kami sempat berhenti beberapa kali karena di kecil bosan di jalan atau ingin buang air kecil. Parkiran belum terlalu penuh, dan hanya ada beberapa warung makan yang jualan. Karena perut keroncongan, kami mampirlah ke warung bakso dan soto. Sayangnya, makanan pesanan kami nggak sesuai ekspektasi. Bahkan rasa lapar nggak bisa ngalahin rasa hambarnya bakso dan soto itu. Hiks. Tapi ya mau gimana lagi, nggak ada pilihan lain.

 

Taman kyai langgeng

Area terbuka dekat parkiran

 

Taman kyai langgeng

Jalur menuju gerbang utama

Setelah sesi makan (yang agak mengecewakan), kami segera meluncur ke tempat wisata. Rupanya pemirsah, kami salah ambil tempat parkir. Akibatnya, kami harus jalan kaki cukup jauh menuju ke gerbang utama Kyai Langgeng di siang hari bolong yang terik hehe. Sekitar 5 menit berjalan, kami sampai di depan gerbang utama, langsung cuss beli tiket.

 

Taman kyai langgeng

Pintu utama

 

Taman kyai langgeng

Harga tiket masuk 35 ribu. Anak-anak usia 2 tahun ke atas sudah dikenakan tarif penuh ya. Jadi, Kevin harus bayar juga nih. Sebelum masuk, kami sempat lihat-lihat dulu wahana apa saja sih yang bisa kami pilih di dalam nanti. Dengan membayar tiket masuk tadi, kami bisa memakai hingga 10 wahana, yaitu becak air, becak mini, bianglala, mobil keliling, kereta air, kereta mini, kumidi layang, kumidi putar, sepur mini dan bioskop 6D. Hm … cukup lengkap ya.

Si Kakak udah heboh pengin renang. Nggak salah sih, soalnya udara memang cukup panas dan sinar mataharinya mencrang pisan. Wah bisa dehidrasi deh kalo kurang minum. Cuaca kayak gini emang paling pas buat kungkum alias berendam. Tapi, si Adek ngerengek pengen mainan yang lain dulu. Oya, sebenernya dia memang nggak mau berenang sih. Ok, jadilah kami naik mobil keliling dulu. Untuk naik mobil keliling ini kita nggak perlu bayar lagi ya, karena udah include harga tiket masuknya tadi. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mobil berangkat.

 

Taman kyai langgeng

Entah namanya mobil keliling atau kereta hahaha

 

Taman kyai langgeng

 

Taman kyai langgeng

Sungai kecil di bawah sama

 

Kami diajak pak supir untuk berkeliling taman wisata yang cukup luas ini. Perjalanan berlangsung sekitar 10 menit, mengelilingi kolam renang, taman yang cukup teduh, serta melihat beberapa wahana permainan untuk anak-anak. Oya ada sungai kecil di bawah taman ini. Mungkin karena musim kemarau, air sungai tampak cukup sedikit. Bebatuan sungai terlihat dengan jelas dari kejauhan. Tapi, semilir angin cukup memberi rasa sejuk buat kami.

Selesai naik mobil keliling, kami menuju ke wahana lain. Karena si kakak udah ngebet pengen berenang, jadilah kami menuju ke kolam renang. Mungkin karena rasa panas yang lumayan bikin keringetan, dia udah pengin buruan berendam. Okelah kita kemon. Di sepanjang jalan setapak yang kami lalui, ada pepohonan yang rindang dan rerumputan yang boleh dipakai untuk tempat rehat, bahkan gelar tikar untuk ngabohtram alias makan bareng keluarga. Ada juga beberapa pedagang makanan dan minuman ringan.

 

Taman kyai langgeng

 

Kolam renang yang kami tuju terletak agak di bagian bawah taman. Tempatnya cukup bersih dan luas. Ada 2 buah ember raksasa yang setiap beberapa menit menumpahkan air ke atas pengunjung yang asyik berenang. Ada beberapa kolam yang bisa dipakai untuk anak hingga dewasa. Untuk menggunakan fasilitas kolam ini, kita hanya perlu membayar 10 ribu rupiah saja. Murah kan?

 

Taman kyai langgeng

Taman kyai langgeng

 

Taman kyai langgeng

Selfieh duyuu ama bocil

 

Berhubung Kevin nggak mau berenang, saya menemaninya di pinggir kolam. Paksu yang sudah siap nemenin si Kakak harus gigit jari karena ternyata lupa nggak bawa baju ganti. Eaaaaa….! Beginilah kalau biasa disiapin sama simbok seterong. Hehehe.. yowes akhirnya si Kakak sendirian aja renangnya. Kami bertiga mojok di bawah pohon sambil ngemil dan selfieh. Yaelah, gimana mau kurus Mbok???

Setelah si Kakak puas berenang dan membersihkan diri, kami segera berlalu dari kolam renang. Niatnya pengin keliling-keliling taman lagi sebelum pulang sekalian manfaatin 10 wahana gratis tadi, tapi ternyata waktu sudah menjelang jam 3 sore dan kami masih mau ke Borobudur. Akhirnya kami hanya mampir ke beberapa wahana tanpa sempat mencobanya. Seperti becak mini ini. Sepi ya?

 

Taman kyai langgeng

 

Ada juga “bangkai” pesawat yang disulap jadi wahana selfie. Tapi nggak tahu kenapa tempat ini sepi, nggak ada petugasnya. Dan masuknya pun harus bayar. Skip aja deh. Kami bergegas menuju pintu keluar dan mengambil beberapa foto lagi.

 

Taman kyai langgeng

 

Kesan kami mengunjungi Taman Wisata Kyai Langgeng ini sebenarnya nggak terlalu puas. Kenapa? Karena nggak sesuai ekspektasi kami. Taman ini sepertinya lebih cocok untuk bawa tim outbond atau anak-anak balita untuk berekreasi. Minimal, ada rombongan besar dan kita ngadain acara tertentu gitu. Soalnya kalau nggak, ya bakalan garing dan mati gaya kayak kami. Hiks.

Selepas dari sini, kami segera menuju ke Borobudur, sebelum matahari terbenam. Tunggu cerita saya berikutnya ya.

 

Thanks for reading!