Kaliurang.
Meskipun namanya berbau seafood, tapi sama sekali nggak ada seafood seafood-nya. Alih-alih makan urang alias udang, di sini kita harus manjat ke ketinggian lebih dari 500 meter dpl.

Kaliurang adalah nama daerah di dataran tinggi bagian utara Jogja, berbatasan dengan Jawa Tengah. Kaliurang berhawa sejuk karena terletak di lereng Gunung Merapi, salah satu gunung teraktif di dunia. Jaman saya kecil dulu, yaaa… kira-kira 25 tahun yang lalu, udara di sini sangat dingin menusuk tulang. Sekarang suhu udara sedikit lebih hangat meskipun masih berasa sejuk jika dibandingkan dengan perkotaan yang sudah banyak terpolusi.

Kaliurang bisa dicapai sekitar satu jam berkendara dari kota Jogja. Sepanjang perjalanan kita bisa melihat pemandangan hijau di kiri kanan jalan yang kita lewati. Ada banyak vila dan kebun salak. Jalannya mulus dengan aspal yang bagus, berkelok-kelok dan menanjak. Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima jika ingin berwisata ke sini.

Jika Anda tidak membawa kendaraan pribadi, tak usah  khawatir. Ada kendaraan umum dari Jogja. Biasanya ada angkot yang ngetem di Jl. Kaliurang, di dekat Mirota Kampus UGM. Tapi Anda harus sabar karena angkot ini jalannya agak lambat dan waktu ngetemnya lumayan lama. Tidak ada AC selama perjalanan. Kenakanlah pakaian yang tidak terlalu tebal, jika tak ingin kepanasan di jalan.

Di area tempat wisata Kaliurang ada banyak sekali vila yang bisa disewa per malam. Bila Anda ingin menginap bersama keluarga, ada banyak pilihan harga yang bisa disesuaikan dengan budget Anda. Selain itu, vila-vila itu juga seringkali disewakan kepada komunitas tertentu yang ingin mengadakan acara di sana seperti sekolah, kampus, gereja atau kelompok lainnya yang biasanya mengadakan kegiatan outbond.

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengajak anak-anak menghabiskan liburan ke sana. Selain untuk mengenalkan mereka lebih dekat kepada alam juga supaya mereka bisa menghirup udara sejuk yang menyegarkan. Berhubung membawa bayi, mobil kami penuh dengan perlengkapan baby lengkap dengan kereta dorong, diapers, baju-baju ganti dan lain-lain. Pokoknya rempong dah, apalagi Kevin belum bisa makan makanan jajan. Alhasil saya harus nyubuh masakin makanan buat dia untuk dibawa ke tempat wisata. Tapi nggak pa-pa deh, demi nyenengin bocah 🙂

Saya agak lupa harga tiket masuk ke Kaliurang, tapi kayaknya nggak lebih dari sepuluh ribu rupiah per orang. Sampai di sana, kami langsung berburu makanan untuk mengganjal perut yang kelaparan. Maklum, kami berangkat jam 6 pagi ahahahahahay…  Bela-belain bangun nyubuh demi bisa menikmati sarapan di Kaliurang.

Menu andalan di sana yaitu wedang ronde, sate kelinci, dan jadah tempe Mbah Carik yang terkenal itu. Slurrrp, segarnya nyeruput hangatnya wedang ronde dan menggigit legitnya jadah tempe plus wajik ketan gula jawa…. #ngeces deh#
Nih penampakan sate kelincinya hehehe…. Untuk rasa, monggo dibayangin sendiri-sendiri.

image

Cukup dengan Rp. 17.000-, saja kita bisa menikmati seporsi sate kelinci lengkap dengan lontongnya.

Selesai sarapan, kami menuju ke tempat bermain anak yang terletak di dekat kami sarapan. Dengan membeli tiket masuk seharga sepuluh ribu, kita bebas menikmati pemandangan. Boleh juga sekedar duduk-duduk menikmati suasana bersama sanak keluarga. Pas kai ke sana banyak orang yang menggelar tikar dan menikmati sarapan yang mereka bawa sendiri dari rumah. Lumayan lah ngirit. Hehehe. Yang penting plesiran lol

image

Pintu masuk taman bermain di Kaliurang. Nampang dulu ya 🙂

image

Di dalam area taman bermain, ada beberapa wahana yang bisa dipakai para pengunjung. Di antaranya ada flying fox mini, rope climbing, ayunan, perosotan, fish therapy, dan kolam renang. Untuk beberapa wahana kita menikmatinya secara gratis, namun ada juga yang harus membayar tiket seperti flying fox, kolam renang dan high rope. Tenang… harganya sangat terjangkau kok di kantong kita.

image

Ini foto sewaktu Rafael naik high rope.

Selain taman bermain, kita juga bisa mengunjungi gardu pandang merapi untuk melihat puncak Gunung Merapi di kejauhan. Tiketnya sekitar 20 ribu rupiah per orang. Kami tak sempat ke sana karena Kevin mulai rewel.

Meskipun udara dingin sampai ke tulang, Rafael ngotot ingin berenang. Berbekal pakaian renang kesayangan dan kacamata biru andalannya, dinginnya udara Kaliurang tak menyurutkan tekatnya nyemplung dan berendam. Alhasil badannya bentol-bentol. Ternyata ada alergi dingin yang baru ketahuan sekarang 🙁
Tapi yang namanya anak-anak, meskipun badan bentol-bentol, cuek aja hehehe….

image

Ada pilihan lain buat Anda yang ingin menikmati wisata lahar. Dengan membayar beberapa ratus ribu, kita bisa menyewa mobil jeep terbuka jenis off road untuk mengantarkan kita berkeliling. Kalau nggak salah, kita akan dibawa melihat sisa-sisa lahar bekas erupsi Merapi yang sangat dahsyat di tahun 2006 lalu. Tapi mengingat kaki membawa baby, kami sengaja tidak memilih wisata ini.

Selesai nyenengin anak-anak di taman bermain, kami berkeliling sebentar menyusuri jalan-jalan beraspal menikmati udara segar. Matahari semakin naik, dinginnya kabut mulai berganti dengan kehangatan. Kami pun pulang. Kevin sudah teler di pangkuan saya. Rafael liyer-liyer di kursi depan. Perut kenyang, kami pun pulang.

Kalau Anda liburan ke Jogja, jangan lupa sempatkan waktu ke sini ya….

🙂