Ngetrip keluar kota trus ngicipin staycation sama anak-anak itu selalu jadi kehepian yang haqiqi buat saya *halah bahasanya, baru mulai nulis udah bikin eneg LOL*

Mau tahu alasannya? Ya karena kami ini emang jarang -bahkan hampir enggak pernah- liburan ke manaaa gitu yang jauh, palagi keluar negerih macam artes-artes gitu. Paling sering, kami kulineran seputar Jogja, Solo, Semarang atau paling jauh ya ke Bandung dan Jakarta. Itu aja udah bikin saya hepi dan berasa bahagiyak banget. Kebayang deh kalo dikasih kesempatan ngetrip ke Korea atau Jepang gitu, saya pasti langsung sujud sukur nggak habis-habis. Ya kali aja bisa ketemu Babang Liminhok atau siapa gitu kan mayan.

Nah, dari pengalaman ngetrip bareng itu, kami sempet ngerasain bobok cantik di hotel beberapa hotel. Paling sering, kelas-kelas budget hotel gitu yang jadi pilihan kami. Kayak waktu kami nginep di M Hotel Jakarta, atau penginepan di Lembang waktu itu. Tapi kami juga sempet sih nyicipin bobok di The Alana Hotel & Convention ama Sahid Hotel pas kapan hari ngetrip ke Solo.

Baca yuk pengalaman staycation saya di 
The Alana Solo.

Nah, kali ini saya mau ngajakin temen-temen untuk mengulas salah satu hotel bujet yang kami tinggali pas kemarin ke Cilacap. Sebenernya pergi kali ini bukan semacam sweet escape atau short vacation gitu. Tapi karena kami dapet kabar utinya anak-anak masuk RS dan harus segera nengokin ke sana. Jadilah kami mendadak langsung cuss dan hanya sempet stay 1 malem di sana. Pilihan kami kali ini adalah Fave Hotel Cilacap. Ini adalah kunjungan kami yang kedua, setelah 2 tahun lalu juga nginep di sana bareng uti dan kakungnya.

Udara siang di musim kemarau kali ini, bikin Cilacap lumayan windy. Meski lumayan bikin cuaca rada adem, kami jadi harus berjuang melawan debu dan kotoran yang usil nempel-nempel di kulit. Selain itu, mataharinya juga mencrang banget, jadi nano-nano deh rasanya. Panas, tapi anginnya dingin plus berdebu. Cukup risky sih, jadi emang harus ekstra jaga kesehatan. Palagi kami abis ngetrip cukup jauh. Perjalanan Jogja-Cilacap kami tempuh sekitar 4,5 jam melewati jalur lintas selatan. Yakni menyusuri pantai selatan yang udah mulus, lalu nembus ke pinggiran pantai Logending atau yang lebih dikenal dengan sebutan pantai Ayah.

Tadinya kami pikir tuh jalur selatan bakalan mulus lus lus sampai ke Cilacap. Ternyata, bayangan kami salah, pemirsah hahaha. Jalan mulus yang kami lewati berakhir di sekitaran Gombong. Lepas dari situ, kami masuk ke jalan kecil yang menurut mbah Gugel meerupakan jalan terpendek dan tercepat sampai Cilacap. Baiqlaah, kami memang sampai di tujuan nggak lebih dari 4,5 jam. Tapi harus saya akui jalur selepas Gombong itu cukup menguji adrenalin. Nggak hanya naik turun, tapi juga berkelok tajam dan sempit. Untuk kalian yang mau lewat sini, mendingan siapin kendaraan baik-baik ya, jangan sampe kena masalah di tengah jalan. Oya satu lagi, sebelum masuk jalur ini ambil waktu untuk ke toilet. Soalnya nggak ada SPBU sama sekali untuk sekedar numpang pipis. Hanya ada beberapa surau kecil kalau memang terpaksa harus berhenti dan memuaskan diri. Sekalian ambil waktu untuk solat mungkin, bagi temen-temen muslim.

 

Table of Contents

Fave Hotel Cilacap

Lokasi hotel ini ada di Jl. Budi Utomo No.38, Sidakaya Dua, Sidakaya, Kec. Cilacap Sel., Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telepon: (0282) 5390555. Kalau nggak salah, letaknya agak ke pinggir. Kita bisa ngeliat laut di kejauhan. Meski sedikit ke pinggir, nggak jauh juga sih kalau mau ke mana-mana. Secara, CIlacap itu kota kecil. Jadi nggak ada namanya macet hehehe.

Dari arah terminal bus, kita cuma perlu waktu nggak sampai 10 menit untuk sampai di hotel bernuansa pink ini. Saya yang kebetulan waktu itu nyetir sendiri dari RS awalnya agak parno. Soalnya belum apal jalan-jalannya. Beruntung ada mbah Gugel yang lagi-lagi jadi penyelamat. Hahaha.. terpujilah wahai engkau mbah Gugel!

Fave hotel Cilacap

Yang saya suka dari hotel ini salah satunya adalah tempat parkirnya yang sangat luas. Sangat nyaman buat sopir tembak macam saya ini. Trus udah gitu, jalan dari parkiran ke lobi deket banget. Sayangnya, sejak masuk sampe keluar lagi saya enggak ketemu petugas keamanan di gerbang hotelnya. Padahal, harusnya penjagaan di fasilitas publik macem ini masuk kategori high priority ya.

Yang ini juga cakep loh 
Review Lokal Resto Jogja, Tempat Syuting AADC2

Nggak butuh waktu lama untuk check in, saya sama anak-anak langsung cuss ke kamar yang ada di lantai 7. waktu itu kebetulan pak swamik lagi ditinggal di RS sama utinya. Saya kebagian angon bocah, sambil ngurus check in.

Fave hotel Cilacap

 

Fave Hotel Cilacap ini memiliki 7 lantai dan 1 Sky Lounge di mana ada kolam renangnya. Nah, dari lantai tertinggi yang berkonsep open roof ini kita bisa ngeliat pemandangan kota dan laut dari kejauhan. Kapal-kapal bisa jadi pemandangan indah yang bikin anak-anak hepi pastinya.

Kamar yang kami tempati cukup luas. Kasurnya nyaman, dengan penataan yang menurut saya rapi dan minimalis. Sepertinya, hotel ini sudah mulai menerapkan green concept meskipun belum sepenuhnya. Hal ini terlihat dari nggak adanya plastik di kamar, kecuali untuk beberapa item seperti air mineral. Itupun hanya disediakan 1 botol saja, selebihnya kita bisa refill dari dispenser yang tersedia di setiap lantai. Hm, cukup hemat kan ya?

 

Fave hotel Cilacap

 

Untuk peralatan kamar mandi juga hampir enggak ada plastik lagi kecuali sikat gigi. Shower cap, plastik untuk tempat sampah, dan lain-lain udah enggak ada. Sabun dan sampo disediakan di dalam wadah besar yang digantung di dinding. Nggak seperti di beberapa hotel lain yang masih menyediakan peralatan mandinya dalam kemasan plastik berukuran kecil.

 

Fave hotel Cilacap

 

Oya, di kamar ini enggak disediakan lemari baju dan kulkas ya. Jadi untuk pakaian ganti kami harus tetap ada di dalam koper. Beberapa baju saya gantung di hanger yang disediakan. Di sudut meja disediakan minuman sachet dan air mineral. Isinya standard lah sama hotel-hotel lainnya.

Interior kamar di Fave Hotel ini minimalis. Dengan nuansa pink dan putih, kesannya kamar ini lega. Jadi meski nggak seberapa luas, tapi tetap nyaman. Apalagi kita bisa ngeliat pemandangan luar yang cukup indah, terutama di malam hari. Kita bisa liat lampu-lampu kerlap kerlip di kejauhan.

Fave hotel Cilacap

 

Fave hotel Cilacap

 

Beruntung, kamar kami ada di lantai teratas. Jadi untuk berenang kami tinggal ngesot aja deh. Dan tara! Nggak sampe 5 menit kemudian anak-anak udah pada nyemplung dengan gembira ria. Di sini ada dua kolam yang bisa dipakai untuk dewasa dan anak-anak. Cumaaa… kolam anaknya masih cukup dalam untuk anak usia balita ya. Jadi sebaiknya tetep dampingi anak-anak kita. Kecuali untuk anak yang cukup besar sekitar 6-7 tahunan, kayaknya udah bisa masuk ke kolam sendiri. Abis renang, anak-anak pada kelaparan dan kami pesan nasi goreng. Dengan banderol 58 ribuan, rasanya cukup yummy loh. Udah gitu, isiannya lengkap. Ada 3 tusuk sate ayam, telor ceplok dan baso serta daging ayam di dalamnya. Masih plus kerupuk dan acar yang nggak kalah yummy.

Mampir sini yuk Pengalaman Menginap di Jayagiri Guest House Lembang

Breakfast

Sebenernya, salah satu alasan kenapa kami  pilih hotel ini adalah karena pengalaman breakfast dulu yang ok banget. Menunya banyak, enak, dan anak-anak suka. Eh, nggak tau kenapa kemarin ini kok menunya rada sepi. Menu berat pagi itu ada ayam bakar, nasi goreng, nasi putih, mi goreng, cah sayuran dan acar serta aneka sambal. Tadinya, Kevin udah semangat pengin makan nasi gorengnya. Eh, ternyata pedas, Huhuhu… udah gitu, ayam bakar dan mi gorengnya juga pedas. Saya sempat tanya ke petugas hotel, mereka memang hari itu enggak ada menu lain di meja makan utama. Akhirnya, Kevin hanya makan nasi putih sama omelet.

Tadinya dia pengen makan sereal aja sama susu. Lagi-lagi, menunya kosong. Yang ada corn flakes, sementara dia nggak suka. Untungnya ketemu sama chef yang kebetulan lewat trus ditanya, “Cari apa, Bu?” Saya jelasin kalau anak saya pengen sereal cokelat. Eh ternyata nggak berapa lama dateng lagi deh tu si bapak sambil kasi satu cup sereal, sambil bilang, “Nih, buat adek. Maaf ya tinggal segini.” Hihihi Kevin langsung ceria.

Kenyang makan sereal, Kevin minta beberapa makanan lagi. Dan akhirnya saya pun muter ke stall yang ada di pinggir ruang makan. Biasanya mereka nyediain soto atau apalah gitu yang anget-anget. Lha kok ndilalah hari itu bener-bener sepi. Hanya ada stall berisi nasi liwet lengkap dengan sayur lodeh (yang lagi-lagi pedes), urap sayur yang juga pedes, dan aneka bubur. Di bagian roti, tersedia roti tawar dan cake berukuran kecil. Nggak ada roti lain seperti yang biasanya saya temuin di hotel lain. Mungkin memang karena lagi low season kali yak, makanya stok makanan juga dikit. Tamu-tamu juga kayaknya emang nggak banyak. Barengan kami cuma ada sekitar 10 orang yang sarapan. Padahal itu adalah jam makan pagi loh.

Oya, kemarin itu saya nggak sempet nyicipin kopi dan teh di ruang makan, soalnya perut lagi ngambek. Jadi, saya hanya berani minum jus buah, infused water dan makan buah-buahan, Nggak berani makan nasi karena takut terlalu berat dicernanya. Oya, sempet nyicip bubur mutiara sama urap sayurnya ding, dan rasanya cukup yummy.

 

Fave hotel Cilacap

Kesan 

Over all, saya sih cukup puas stay di Fave Hotel Cilacap. Kecuali menu breakfastnya yang agak kurang lengkap dan petugas security yang enggak on board, all is well. Nggak ada yang jadi ganjalan dan perlu dikomplen. Next trip ke CIlacap atau kota lain, Fave Hotel mungkin masih akan masuk daftar pilihan hotel yang akan kami tuju.

Oke, itu tadi sedikit review tentang Fave Hotel Cilacap ya, semoga bisa kasih tambahan info buat temen-temen yang kebetulan mau main ke kota pesisir ini. Thanks for reading and see you on my next review!

 

Stay healthy, everbody!