Hai, halo semuanya!

Weekend kemarin kami sekeluarga menghabiskan malam minggu untuk hang out mencari tempat makan yang cozy di Jogja. Tentunya, salah satu syaratnya adalah family friendly ya. Karena kami harus bawa Kevin yang nggak bisa sembarangan masuk ke resto, apalagi kalau makanannya full of spicy atau banyak asap rokok gitu.

Setelah browsing-browsing mencari rekomendasi tempat makan yang sesuai kriteria, akhirnya kami pilih Raya’s Kitchen. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, resto ini adalah resto rumahan yang menawarkan banyak pilihan menu, mulai yang ndeso hingga yang western. Okelah, mari meluncur.

 

Raya's Kitchen Jogja

Pintu masuk yang klasik.

 

Restoran yang kami tuju ada di bilangan Condong Catur, Depok, Sleman. Untuk kalian yang familiar dengan Jogja, tentu bisa menebak daerah yang saya bilang ini ya. Meski ngelihat dari google maps cukup mudah ditemukan, yaitu masuk lewat ruko-ruko yang ada Inul Vista-nya. Tapi, nyatanya kami sempat muter-muter karena ternyata jalan yang ditunjukkan mbah google ditutup karena ada pengerjaan jalan. Untungnya, si papi sigap mencari jalan tembus dan sampailah kami di venue menjelang magrib.

 

Raya's Kitchen Jogja

Interior

Suasana di venue cukup tenang, karena terletak di dalam perumahan. Hanya ada beberapa motor yang diparkir. Kami menjadi pelanggan pertama yang parkir di slot untuk mobil. Pertama masuk, kami disambut oleh bangunan berlantai dua dengan desain minimalis. Ternyata, di sini nggak cuma menjadi resto tapi juga digunakan sebagai home base rental mobil yang cukup terkenal. Hal ini bisa dilihat dari penempatan meja kursi dan beberapa perabotan kantor lainnya. Di dalam ruangan ini, ada beberapa set sofa modern serta meja kursi lain yang lebih klasik. Ada juga beberapa majalah dan buku yang sepertinya boleh dibaca di tempat.

 

Raya's Kitchen Jogja

Suasana di area bangunan utama

 

Raya's Kitchen Jogja

 

Awalnya, kami nggak tahu kalau area ini juga boleh dipakai pengunjung yang ingin makan. Jadilah kami melipir ke bagian samping resto. Di sini, suasana lebih temaram. Ada beberapa pengunjung yang tengah asik ber-wifi ria, ngobrol dan menikmati makanannya. Karena Kevin tidur, kami pilih tempat duduk yang paling pojok dan terhindar dari lalu lalang pengunjung lainnya.

 

Raya's Kitchen Jogja

 

Ada yang menarik di tempat ini, Moms, yaitu konsep dan penataan ruangan yang sengaja dibuat jadul. Hal ini terlihat dari penempatan banyak pernak-pernik jaman baheula di sana sini. Kursi dan meja yang dipakai pun menggunakan furniture antik. Ada tivi kuno, pesawat telepon yang angkanya masih memutar, piano tua, kamera, dan banyak lagi. Lampu yang digantung di atas meja dan di beberapa sudut  juga tampak klasik dan menarik.

 

Raya's Kitchen Jogja

 

Raya's Kitchen Jogja

Area kasir dan meja barista

 

Setelah membayar orderan, saya dan si Kakak sengaja berkeliling dulu untuk berfoto. Ternyata bangunan besar yang awalnya saya kira adalah kantor atau homestay tadi, nyambung sama area belakang yang pada akhirnya memutar ke tempat duduk kami. saya yang penasaran, iseng melangkah masuk lebih dalam dan menemukan area outdoor yang cantik di belakang.

Raya's Kitchen Jogja

Area outdoor belakang

 

Raya's Kitchen Jogja

 

Di sini, ada kolam kecil yang berisi banyak ikan. Di sampingnya ada sebuah pintu, ayunan besar, dan tempat untuk wudhu serta sholat. Jalan kecil di sebelah kolam ikan mengarah ke dapur yang terletak persis di samping meja kami, di mana si papi dan Kevin menunggu.  Kalau kebetulan teman-teman ke sini siang atau sore hari, sepertinya area belakang ini terlihat lebih menarik. Pas saya ke sana malam seperti ini, agak spooky sih hahaha. Mungkin karena banyak perabotan klasik kali ya. Jadi berasa gimana gitu.

Menu

Ada beragam makanan yang ditawarkan, mulai dari western hingga yang pribumi. Nah, kali ini kami memesan beberapa menu berikut:

Tahu Guling

Raya's Kitchen Jogja

 

Disajikan dalam piring blek khas jaman dulu, menu ini cukup nendang di lidah. Apalagi bumbunya (sepertinya) memakai petis yang bikin aroma dan taste nya makin enak. Sayang, over all makanan ini terlalu manis di lidah saya. Tapi, mungkin pas untuk lidah papi yang emang demen makanan manis.

 

Ayam Goreng

Raya's Kitchen Jogja

 

Tadinya saya pesan dada ayam, tapi mas kokinya bilang hanya tinggal bagian paha saja. Yo wes gakpapa. Menurut saya menu ini so-so, nothing so special dibandingkan dengan menu di tempat makan lainnya. Sambel bawang yang dipakai menggunakan daun jeruk di dalamnya, jadi ada aroma seger yang khas. Ayamnya cukup gurih, kok, meski nggak istimewa-istimewa amat.

 

Nasi Goreng

Menu ini cukup enak di lidah. Tapi ya itu tastenya cenderung agak manis. Over all, lumayan lah untuk dinikmati. Sayang, nggak sempat difoto. Keburu si kakak kelaparan wkwkwk.

 

Cappucino

Raya's Kitchen Jogja

Dibanderol dengan harga belasan ribu rupiah, kopi ini agak terlalu pahit di mulut saya. Tapi aroma dan taste kopinya cukup istimewa. Selain airnya yang kurang panas, gak ada catatan lain untuk menu minuman ini.

 

Teh Tawar

Raya's Kitchen Jogja

 

Teh pesanan saya ini sangat enak, harum dan menyegarkan mulut setelah makan ayam goreng tadi. Sengaja saya pilih teh tawar untuk menyeimbangkan sensasi rasa di mulut dan tenggorokan.

 

Iced Milk Tea

Dibandingkan menu yang sama di beberapa resto lain, minuman yang satu ini paling enak menurut saya. Si kakak juga setuju. Rasa dan aroma teh nggak terkalahkan sama guyuran susu yang menemaninya.

Menu terakhir yang kami pesan untuk Kevin yang baru bangun adalah nasi ayam yang disiram kuah (semacam) teriyaki. Tapi saya lupa nama menunya apa. Rasanya cukup enak, gurih dan legit dengan aroma merica yang cukup tajam. Tapi –sekali lagi–terlalu manis di lidah saya yang entah lidah jawa atau sunda ini. #simbokgalau#

Oya, di sini menerima semua jenis pembayaran, jadi nggak perlu galau pas bayar. Di meja kasir kita boleh bayar tunai, debit dan kredit. Khusus untuk kartu kredit, dikenakan charge sebesar 3% ya. Yang saya suka dai di tempat ini petugas dan pelayannya cukup ramah dan helpful. Baristanya bahkan nggak keberatan menjelaskan kopi yang ingin kita pesan, terutama kalau kita beneran amatir dan blank soal dunia perkopian.

Sedikit catatan untuk kalian yang pengin ke Raya’s kitchen:

  1. Datang jangan kemalaman

Sekitar jam 4 atau 5 sore adalah waktu yang paling pas untuk dapetin suasana yang cantik di sini. Kita bisa take banyak foto asik dan cantik pastinya di hampir setiap sudut resto. Menjelang malam, lampu-lampu akan cukup mengganggu pengambilan foto nantinya. Tapi, sangat pas untuk kita duduk dan menikmati makanan. Apalagi sama pacar, pasangan, atau keluarga dan teman-teman lain.

 

Raya's Kitchen Jogja

Salah satu spot selfie yang OK

 

  1. Buat yang hobi selfie, bawa kamera yang bagus

Buat para selebgram atau photo hunter, pastiin bawa kamera DSLR atau mirrorless yang oke ya! Sayang kalau kalian cuma ngandelin camera phone jadi-jadian kayak saya ini huhuhu.  Jadi inget pas ke Bukit Bintang dan banyak foto yang blurred karena gak kuat sama langit malam.  #kodekeras#

 

Raya's Kitchen Jogja

 

  1. Ekstra sabar, kokinya lama

Entah karena waktu ke sini belum ramai pengunjung atau apa, pelayan yang ada hanya 2 dan kami harus nunggu cukup lama (sekitar setengah jam lebih) hingga pesanan siap di meja.

 

Raya's Kitchen Jogja

 

Buat yang mau lama-lama di tempat ini boleh juga kok. Suasananya enak banget, ada lantunan musik yang enak dan bikin betah. Pas banget buat nongki syantik, sekadar main game, atau ngerjain skripsi sama pacar #eh. Gimana, jadi mau ke sini kapan?

Raya’s Kitchen and Coffee

Jl. Sulawesi VIII no. 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55824.

IG: @rayaskitchenandcoffee