Bagi sebagian orangtua, menyekolahkan anaknya di preschool adalah pilihan yang tepat. Namun, bagi sebagian lainnya pilihan tersebut dianggap kurang bijak. Apalagi di usia batita, anak-anak masih membutuhkan banyak waktu untuk bermain. Bukan untuk belajar di bawah kurikulum tertentu.
Well, sebenarnya kedua pendapat tersebut ada benarnya sih. As we know, nggak ada patokan khusus mengenai di usia berapa anak sebaiknya mulai mengenyam pendidikan formal. Semuanya tergantung pada kesiapan masing-masing anak, dan keinginan orangtua. Biasanya, parameter yang paling sering dipakai adalah jika orangtua melihat bahwa anak mulai menunjukkan ketertarikan pada dunia sekolah. Nah, kalau hal ini sudah kita temukan, maka nggak ada salahnya kok memasukkan anak ke preschool, playgroup, PAUD or whatever namanya.
Tapi… ada tapinya loh, Moms!
Yang perlu kita ingat adalah jangan memaksa anak. Dengan kata lain, usahakan agar anak benar-benar menikmati proses belajarnya di sekolah. Jangan sampai kita yang keukeuh pengen dianya sekolah, padahal belum siap. Kasihan anaknya sih kalau menurut saya. Bisa-bisa si anak malah tertekan dan benci sekolah.
Nah, biar nggak galau antara mau nyekolah si kecil ke Playgroup apa nggak, mungkin beberapa poin plus berikut ini bisa dijadikan bahan pertimbangan ya.
Manfaat menyekolahkan anak di preschool.
Meningkatkan kemampuan verbal linguistik
Di usia batita, anak mulai memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Kecakapan berkomunikasi ini sangat didukung oleh seringnya dia berinteraksi dengan orang lain. Nah, tahu dong kalau di sekolah, ia akan banyak dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang tentunya menstimulasi kemampuan verbalnya, misalnya berdiskusi, bernyanyi, membaca atau bemain dengan temannya. Biasanya, anak akan lebih menikmati proses ini ketimbang bermain sendiri atau bersama pengasuh di rumah.
Hal ini kejadian sama anak pertama saya. Di rumah dia nggak ada teman, kecuali pengasuh. Nah, giliran di sekolah hepi banget bermain sama teman-teman. Bahkan kadang-kadang nggak mau pulang. Hehe..
Belajar bersosialisasi
Berbeda halnya saat berada di rumah, di sekolah anak akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Terlebih kalau kita baru punya 1 anak dan orangtua semuanya bekerja. Ini artinya anak akan menghabiskan separuh waktunya bersama pengasuh, nenek, kakek, atau saudaranya. Sedang di sekolah ada lebih banyak orang dengan beragam karakter. Hal ini sangat bermanfaat untuk melatihnya bersosialisasi dengan orang lain.
Tak hanya itu, interaksi yang intens dengan banyak orang akan membantu meningkatkan perkembangan emosionalnya loh Moms. Anak akan belajar mengenal, menghargai dan berbagi dengan orang lain. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang terbuka, toleran dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Nggak mau kan, si kecil tumbuh sebagai orang yang arogan, manja atau individualis?
Melatih kemandirian
Anak-anak selalu senang berkomptesisi. Apalagi anak cowok. Mereka sangat antusias jika melihat tem,annya bisa melakukan sesuatu. Hal itu akan memacu semangatnya untuk melakukan hal yang sama. Meski demikian, bagi beberapa anak hal ini perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap. Terutama untuk anak perempuan yang biasanya cenderung lebih suka berada dalam “kelompok yang tenang”. Namun, lambat laun anak akan menunjukkan kemandiriannya kok.
Di sekolah, mereka juga akan dilatih untuk lebih berani mencoba. Ini sangat baik untuk melatih rasa percaya dirinya kelak. Kalau di rumah, orangtua biasanya cenderung lebih sering menolong anak, dengan alasan males rempong. Yekan? Hayo ngaku wkwkwk. #ambilcermin
Memahami keteraturan
Di sekolah, anak dikenalkan dengan jadwal yang teratur. Hal ini penting untuk mengenalkannya arti keteraturan. Anak akan terbiasa memanfaatkan waktu dengan efektif dan membantunya memproyeksikan rencana-rencana di masa depan. Berbeda halnya jika anak berada seharian di rumah yang relatif lebih longgar dalam hal pengaturan jadwal.
Tapi, Mommies bisa mulai melatihnya juga loh di rumah. Saya biasanya mengatakan pada Kevin beberapa hal sesuai urutannya. Misalnya, “Dek, habis ini kita mandi ya. Setelah mandi, kita makan trus nonton TV.” Kalimat-kalimat semacam ini membantu anak untuk memahami konsep “urutan”. Saya memulainya sejak anak-anak masih kecil, mungkin sekitar umur setahunan. Yah, meski awalnya nggak ngerti, nyatanya mereka mudeng juga kok lama-lama. Otak anak kan sangat luar biasa ya, bisa merekam dan mengolah informasi dengan super canggih.
Wahh, ternyata, banyak juga ya Moms, manfaat preschool bagi batita? Nah, sekarang pilihan kembali lagi kepada kita selaku orangtua. Kita yang paling tahu bagaimana kondisi masing-masing anak. Intinya ya itu tadi, lihat kesiapan mental dan fisik anak, perhatikan jadwal sekolah yang akan dituju, dan tentunya budget keluarga.
Happy smart parenting ya!
Saya termasuk yang setuju dengan preschool ini Mbak…Sementara ada sebagian orang yang beranggapan menyekolahkan anak terlalu cepat bakal bikin mereka bosan.
Padahal manfaatnya kan banyak ya..Apalagi di kota besar yang kadang tetangga kiri kanan enggak kenal jadi anak enggak punya teman main di rumah, preschool bisa jadi solusinya:)
Iya mba bener banget. Untuk yang di kota besar it really works!
Aku termasuk tipikal ortu yg percaya preschool itu bagus untuk anak. Krn terbukti banget pada anakku mbak. Sebelum preschool anakku ga mandiri sama sekali, tp setelah preschool dia justru jadi anak yg extrovert, mandiri dan lincah.
Kalau di sekolah kan ada ‘saingannya’ jadi anak lebih terpacu ya mba
sekarang mah sekolah anak lengkap yah mba, dari sejak dini pun sudah ada, dengan jadwal dan kurikulum yang tersusun rap. Ga kayak kita dulu, #kita?luaja! hihihi, thanks mba sudah berbagi.
Wkwkwk iya mba… bener. Kita oan satu generasi hahaha
Ada plus minusnya ya mbok. Aku ngalamin pas Aisha karena pas umur 3 tahun udah aku daftarin preschool.
Bener Makdi, yang penting sesuaikan dengan masing-masing anak ya.
Hai, Mbaaak … Buat saya menyekolahkan anak di usia dini sah-sah aja. Tapi lihat dulu program sekolahnya seperti apa. Banyakan mainnya atau belajarnya. Daaan, betul seperti yang Mbak Bety bilang, sesuai ketertarikan anak. Kalau belum mau ya jangan. Kalau anaknya suka dilanjut ajaaa. Memang seringnya begitu. Mereka menikmati banget masa-masa bermain di sekolah. Pastinya karena segala sesuatunya lebih variatif dibandingkan di rumah.
Aku lagi galau ini, Mbak. Meskipun di rumah aja, penginnya ya si kecil ke preschool biar mainnya lebih terarah. Eladalah anakku gak mau. Dia mileh ngacak-ngacak rumah dan ngintili mboknya. Walah, taun depan aku baru berjuang kayak dirimu nemenin si ganteng
Wah keren banget mba reviewnya, jadi tau bahwa ternyata preschool itu perlu dan banyak manfaatnya
Setuju deh.. Kita mengajarkan anak sedari dini untuk hal yang positif itu sangat baik, asal anak belajar sambil bermain sehingga anak merasa senang😊
Lalu aku makin galau preschool atau HS haha. Duh, iya juga sih kemampuan verbal linguistiknya akan terasah, dan kemampuan lagi. Hmm, smoga taun depan menemukan jawaban yang tepat buat bocah hihi
Anakku malah dia yang minta sekolah mbak. Ini si kecil yang baru 3 tahun, liat kakaknya sekolah udah minta sekolah. Tadinya gak akudaftarin jadi mendadak daftar karna dia seneng banget pas ikut ke sekolah kakaknya. Hehe
Anak saya pernah saya coba preschool, sayangnya dia bosan dan cuma bertahan seminggu aja, hehehe