image

Pernah merasa diawasi oleh seseorang tapi nggak bisa melihatnya? Pernah merasa heran bin kaget saat tiba-tiba mimpi kita seakan begitu nyata sampai-sampai kita bahkan bisa merasakan sensasi anehnya saat terbangun? Aku pernah.

Dalam kehidupan ini, ada kalanya kita nggak bisa menjelaskan secara tepat sebuah kejadian namun kita tahu bahwa hal itu ada. Aku meyakini itu sebagai firasat. Ikatan batin. Insting. Naluri. Apapun sebutannya, bagiku hal itu cukup nyata. Ada saat tertentu di mana sebuah mimpi bahkan jauh lebih nyata ketimbang apa yang di depan mata. Dan ketika segala sesuatu yang berkaitan nampak gagal menjelaskan sebuah situasi, aku menyebutnya sebagai takdir.

Ikatan batin nggak hanya terjadi antara anak dan orangtua, saudara ataupun kerabat. Banyak pula ikatan yang mendalam antar orang-orang yang memiliki hubungan di masa lalu. Ketika mereka berjauhan, maka sebuah tali tak kasat mata menjadi jembatan ruang dan waktu. Saat tali itu terkoneksi, maka hal-hal yang sulit dijelaskan tadi bisa saja terjadi. Dalam hal ini, kata-kata tak selalu diperlukan lagi. Hubungan batin yang begitu kuat mengalahkan jutaan kata yang kehilangan arti. Dan semua itu mengalir begitu saja. Nggak perlu banyak kata, nggak perlu sentuhan, hanya dawai-dawai di hatilah yang saling bersinggungan.

Menjadi malaikat tak bersayap bagi orang-orang terdekat yang menghangatkan batin kita adalah sebuah kehormatan sekaligus ujian. Karena tak selalu kehangatan yang menyejukkan di dalam sana. Terkadang perih yang datang tanpa permisi. Karena malaikat sejatinya nggak pernah bisa menyentuh manusia, karena tugas mereka adalah membantu dari kejauhan.

Begitulah kisah ini dimulai…
Saat getaran dawai di hati terasa begitu kencang menghentak kalbu, saat itulah aku tahu bahwa engkau sedang memetiknya dari kejauhan. Itu artinya, aku harus mengikuti iramanya dan menikmati setiap nadanya. Tak perlu banyak bertanya, hanya mengalir saja.

Untukmu,
My angel-without-wings