Secara kodrati, pria dan wanita adalah dua makhluk yang berbeda. Ditilik dari semua sisi, keduanya tidaklah sama, baik secara anatomis, karakter, ataupun cara mereka berkomunikasi. Membandingkan dua insan berbeda jenis ini ibarat menyandingkan apel dengan jeruk. Sama-sama enak dimakan, bermanfaat, dan menyehatkan. Tapi masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri yang emang enggak bisa dibandingkan begitu saja. Yup! Di satu sisi pria antik, sedangkan wanita unik.
Perbedaan yang ada ini sering kali membuat gap dalam hubungan pria dan wanita. Para pria sering beranggapan kalau kita, perempuan, adalah makhluk yang lembut, moody, cerewet, susah ditebak, dan terkadang membingungkan. Sedangkan perempuan acap berpikir para lelaki itu menyebalkan, enggak peka, enggak romantis, kaku, saklek, endebrai… endebrai..
Pendapat-pendapat di atas memang nggak bisa sepenuhnya disalahkan sih, mengingat banyaknya gesekan dan benturan dalam hubungan pria dan wanita. Nggak cuma di luar rumah, di lingkungan keluarga pun bisa saja terjadi friksi. Entah itu antara suami dan istri, anak dan ibu, menantu dan mertua, dan lain-lain.
Nggak percaya? Coba tanya sama diri sendiri, kapan terakhir kali sebel sama suami? Atau … kapan berdebat sama atasan yang ganteng itu? (Issh jangan ngarep dulu, udah ada yang punya, tuh!) Kalau jawabannya bikin kita sakit kepala… ya enggak usah heran. Emang kek gitu realitanya.
Wokei, mari kita kembali ke fakta tentang perbedaan antara perempuan dan laki-laki, ya. Berhubung memang dari pabriknya sudah didesain berbeda, sudah semestinya kita memahami dan menerima perbedaan itu dengan bijak. Enggak mungkin banget kan protes sama Yang di Atas, apalagi demo sampe berjilid … beeuuuu. *yakalik*
Nah, daripada mumet mikir kenapa kok begini, kenapa kok begitu, yuk sekarang kita pelajari lebih dalam apa sih perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan itu? Siap ya.
Table of Contents
1. logis Vs Intuitif
Perbedaan pertama, terletak pada pola pikir. Tahu nggak Moms, banyak penelitian tentang otak laki-laki dan perempuan menunjukkan fakta bahwa ternyata kebanyakan pria berpikir dengan otak kiri, sedangkan wanita cenderung lebih banyak memakai otak kanannya. Karena itu nggak heran dong kalau suami akan lebih banyak berpikir secara logis, sistematis, dan bertahap. Sedangkan perempuan lebih mengutamakan sisi emosional, intuisi dan kepedulian terhadap orang lain.
Ibarat gelombang radio, AM dan FM nggak akan pernah ketemu. Mau dicari sampe njabalakat juga percuma. Itulah sebabnya perempuan lebih banyak menggunakan kata “sreg atau tidak sreg, suka nggak suka”, sedangkan pria lebi jarang. Mereka cenderung lebih banyak menggunakan kata “saya pikir”. Bagi pria, sesuatu yang abstrak seperti perasaan, emosi dll sangat tidak masuk akal tanpa adanya data atau bukti yang konkret.
2. Hubungan Vs Pekerjaan
Para wanita sangat memperhatikan hubungan, perasaan dicintai dan diterima. Sedangkan pria lebih mementingkan pekerjaan. Dalam rumah tangga, seorang istri ingin dikasihi, dimanja, dan diperhatikan. Di sisi lain, suami ingin dihormati, dihargai dan diperlukan Suami akan merasa sedih saat gagal melakukan sesuatu, sedangkan istri sangat sedih saat dia kesepian dan tak diperhatikan. Termasuk nggak didengar saat ingin ngomel curhat.
Para pria memerlukan lebih sedikit langkah untuk melakukan sesuatu. Sementara perempuan jauh lebih ribet. Mereka memasukkan hampir semua parameter yang saling berhubungan (meski tidak secara langsung), sebelum memutuskan untuk bertindak. Ini artinya, pria lebih siap menanggung risiko. Di sisi lain, perempuan lebih memilih sesuatu yang lebih aman.
3. Proses Vs Hasil
Bagi wanita, proses mencapai sesuatu itu sangat penting. Pria berpikir sebaliknya. Mereka sangat terobsesi dengan hasil. Karena itu, para pria sangat menyukai kompetisi, di mana mereka bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Kisah lainnya misalnya seorang pria ingin membeli baju biru ukuran 16, maka dia akan segera menuju ke toko, mencari tumpukan baju dan begitu selesai, segera pulang.
Wanita sebaliknya. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam sebelum menentukan pilihan. Kalau perlu, saeisi toko diubek-ubek hanya untuk mencari barang diskonan *curcol*. Karena itu, aktivitas belanja sebenarnya nggak melulu tentang membeli sesuatu tapi lebih kepada healing therapy. Hayo ngaku, siapa gerangan perempuan yang enggak doyan belanja? Sinih, tak getok pake cek.
4. Tertekan Vs Tidak Mampu
Sebagai seorang individu, adalah hal yang wajar untuk merasa down. Dalam kondisi seperti itu, wanita akan lebih mudah merasa tertekan sedangkan pria cenderung lebih mudah merasa tidak mampu. Berkaitan dengan poin ketiga, pria sangat sensitif tentang kemampuannya. Mereka tidak akan merasa nyaman jika “kalah” dengan orang lain. Sementara, emosi wanita sangat dipengaruhi oleh siklus hormonal. Biasanya, menjelang masa menstruasi, emosinya menjadi tak karuan. Inilah yang sering menyebabkan timbulnya rasa tertekan.
Saat tertekan, perempuan akan cenderung mengeluarkan uneg-unegnya. Mereka akan mencari tempat curhat dan mengosongkan tempat sampah dalam dirinya. Berbeda halnya dengan para pria yang lebih suka diam dan menyembunyikan kekecewaanya. Mereka sangat benci jika orang lain mengetahui kegagalannya itu. Karena itu, usahakan untuk tidak mengungkit hal-hal yang menyangkut cerita kegagalannya. Sebaliknya, tunggulah sampai mereka membuka diri dan siap menunjukkan kelemahannya. Biasanya, mereka butuh waktu untuk membagi kekecewaan dengan orang lain.
5. Masa Lalu, Kini dan Masa Depan
Dalam menyikapi sebuah kondisi, wanita lebih banyak dipengaruhi oleh masa lalu dan masa kini. Sementara itu, pria lebih banyak berpikir tentang masa kini dan masa depan. Kerana itu, jangan heran kalau perempuan bisa mengingat dengan jelas kapan hari jadian, di mana, jam berapa bahkan pakaian apa yang dikenakan dulu. Sedangkan suami? Boro-boro ingat warna bajunya, bisa-bisa dia bahkan lupa ada acara jadian pula. Kelebihannya, para pria cenderung lebih cepat move on dibanding wanita yang sering terjebak nostagi. Betul gak?
Makanya banyak kejadian suami yang ditinggal istrinya, cenderung lebih cepat menikah lagi. Sementara, para janda memilih untuk sendiri dan membesarkan anak-anak (jika ada). Hal ini bukan berarti para lelaki ini nggak cinta mati sama istrinya. tapi bagi mereka, menikah lagi adalah pilihan yang logis demi menghidupi masa depan. Di pihak lain, para janda merasa baik-baik saja, karena mereka bisa hidup dalam kenangan, memori dan ingatan yang hangat tentang orang yang dicintainya.
Duh, kenapa jadi baper ya? Hiks…
Memahami manusia sejatinya nggak pernah mudah. Termasuk memahami fakta perbedaan pria dan wanita di atas. Karena itu kita perlu mengasah diri agar lebih peka melihat sekitar kita, merendahkan diri dan menghormati satu sama lain. Kunci sukses memiliki hubungan yang baik dengan sesama adalah memahami mereka. Setuju?
Emang beda ya, Mba. Komunitas pria dan wanita. Harusnya bisa saling kelengkapan.
Iya mba, biar saling melengkapi
Itulah kenapa Tuhan menciptakan pria dan wanita berbeda..Biar ada seninya..Karena kalau dua hal itu sama ya gitu deh..enggak bakal ada asyiknya. Enggak nyeni, dibilangnya..
Tapi, kalau berbeda pasti bakal ada konflik, ketidaksesuaian dan lainnya..Sehingga ini bikin keduanya akan belajar saling paham dan ujung-ujungnya menguatkan hubungan.
Ulasan yang menarik Mbak Bety…Jadi ini nih calonnya..? Ditunggu cetaknya ya…:D
Hehe ini calon masa depan mba Dian. Sekarang nunggu si adek kecil yang imut dulu
Pada point 2 itu terjadi sama menantu saya. Jd suaminya harus pulang tepat waktu, karena dia kesepian & merasa sendiri dirumah.
Sementara saya kok ga pernah masalah suami setiap.hari pulang tengah malam, bahkan kadang waktu week end. Saya ga masalah & yg utama mengurus & menemani anak2..hehehe
Tapi di artikel ini, rasanya saya lebih banyak yg disebutkan sebagai laki2 ya? Hahaa
Hehe Bunda mah luar biasa artinya 😁
Hiks..hiks..betul banget. Saat ingin didengar suami, kadang suami hanya bilang, ah,gitu doang aja kok baper sih. Padahal kan bukan itu komentar yang diharapkan. Hahahha..curcol jadinya.
Wkwkwkwk, mikirnha emang beda ya mba
Setujuuuuuu, bener ya mbok beda banget emang perempuan dan laki-laki tuh. Terkadang hanya karena gak saling memahami sifat masing2 jadi berantem wkwk. Makasih yes mbok pencerahaannya.
Iya say, sami2 makasih juga sudah berkunjung
Huhuhu..jadi ikutan baper setelah membaca poin ke-5. 🙁
BTW pria dan wanita memang memiliki karakter masing-masing. Dan perbedaan karakter itu, sebaiknya disikapi dengan bijak, yaitu dengan cara saling memahami dan saling melengkapi. Jangan sebaliknya ya, kan? :))
Hehehe iya Teh. Makin bisa memahami satu sama lain, makin cetar hubungannya
….karena wanita bisa hidup dalam kenangan, memori dan ingatan yang hangat tentang orang yang dicintainya.
Nyess banget, pilihan diksi yang hangat.
Setuju banget, memahami pria wanita adalah never ending story😍
Betul mba.
Sepakat mba.. dan memang untuk saling memahami.. kita harus berkomunikasi ya mba.
Iya mba, bener banget. Komunikaso bisa jadi kunci untuk hubungan yang luar biasa.
Nah ini bener banget, bahkan kalo urusan kerjaan bisa lupa nanyak kabar rumah seharian wkwk. Tapi dengan memahami hal ini akhirnya bs bersikap yang tepat pada suami ya mbak. Lah emang dari pabriknya aja sudah beda wkkw
Kayaknya semua cowok begitu ya hahaha. Kalo aku suka bilang, nanti telpon ya, si adek kan sakit. Gitu. Baru deh doi nelpon
Wiiih… Mbaak.. ini kok pas sekali dengan apa yg kurasakan.kadang bertanya2 kenapa aku dan suami kok bisa beda pemikiran. Ternyata ini penyebabnya. Izin share linknya ya. Makasih
Monggo mba..
Bener banget nih mboook, makanya kalo suami mo diskusi sama istri kudu liat2 sikon yak, lagi cerah ga ‘matahari’ nih. Kalo ga pande2 liat sikon, diskusi yg seharusnya ades pasti bawaannya panas. Habis istri kan bawaannya suka baper yaaak. Hahaha
Iya mba, kalau nggak paham perbedaan ini bisa-bisa jadi sumber konflik loh