Perempuan berpikir dengan hatinya,

laki-laki berpikir dengan otaknya.

 

Pernah mendengar jargon tersebut? Ya, perempuan dan laki-laki memang berbeda. Nggak hanya jenis kelaminnya saja loh, cara berpikir dan bertindak pun sangat bertolak belakang. Itulah sebabnya mengapa sering kali timbul friksi atau masalah dalam cara pandang di antara keduanya.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa otak wanita memiliki lebih banyak saraf yang berhubungan dengan emosi ketimbang pria. Itulah sebabnya wanita memiliki daya ingat lebih tinggi terhadap berbagai peristiwa yang   dibandingkan pria. Saat memroses hal-hal emosional, aliran darah di otak wanita 15% lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini artinya, ada lebih banyak bagian otak wanita yang terlibat secara aktif untuk memproses hal-hal yang bersifat emosional.

Laki-laki lain.

Otak mereka memberikan respon yang berbeda saat memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Sebagai gantinya, laki-laki lebih kritis dan logis. Mereka akan berusaha mencari jawaban atas suatu hal tertentu dan menganalisanya dengan baik, mengaitkan sebab akibat yang melatarbelakangi dan mencari solusinya.

Otak para pria bisa dianalogikan seperti sebuah prosesor komputer yang menyimpan memori pada folder-folder khusus yang terpisahkan dalam beragam kategori. Dan dalam masing-masing folder itulah, laki-laki akan berpikir secara tajam dan mendalam.

OK, now you know where the jargon came from, right?

 

Perempuan memang lebih jago berurusan dengan hal-hal emosional  –yang dengan mudah diasosiasikan dengan urusan “hati”–  ketimbang laki-laki yang lebih menggunakan logika, yang berhubungan dengan kemampuan analitikal.

 

Sekarang, coba perhatikan sepiring bakmi goreng yang menggugah selera. Pernahkah teman-teman memikirkan bagaimana cara bakmi-bakmi itu saling terhubung satu sama lain? Saat sebuah bakmi kita tarik, maka bakmi-bakmi yang lain akan terbawa serta.

Begitulah cara perempuan berpikir. Kemampuan multitaskingnya juga salah satunya dipengaruhi oleh hal ini. Nggak heran kalau perempuan bisa memikirkan dan melakukan banyak hal sekaligus. Berbeda dengan laki-laki yang cenderung lebih fokus dan njelimet saat bekerja. Ini karena otak perempuan diprogram untuk bisa bekerja dalam dua belahan sedangkan otak laki-laki cenderung memakai salah satu belahan otak saja dalam satu waktu.

Karena kemampuannya mengerjakan banyak hal sekaligus, sering kali kaum perempuan mudah terdistraksi. Persis seperti bakmi-bakmi yang saling bersinggungan ketika diangkat. Hal inilah yang terkadang membuat perempuan dianggap kurang cakap bekerja secara profesional. Belum lagi kalau mood-nya terganggu dengan masalah-masalah domestik seperti anak yang sakit, pembantu berulah, PMS, masalah keluarga dengan suami atau orangtua, dan lain-lain.

Nggak dipungkiri, proses kerja otak dan pengaruh hormon perempuan memegang peran penting di sini. Selain itu, stereotype dan stigma yang melekat dalam masyarakat tentang kaum Hawa sering kali membuat perempuan dianggap kurang cakap bekerja di “ranah publik”.

Meski demikan, nggak  selamanya loh, perempuan bekerja itu terjebak dalam stigma negatif seperti itu. Dewasa ini, semakin banyak wanita karier yang memiliki kemampuan dan skill khusus. Hal ini membuat mereka memiliki bargaining position yang lebih tinggi dan berkesempatan untuk tampil bersinar di tengah tim kerja yang majemuk. Kemampuan multitasking yang dimilikinya, justru bisa menjadi nilai plus yang luar biasa.

Namun, untuk mencapai puncak selalu diperlukan effort. Demikian juga dengan para perempuan yang berada di workplace atau tempat kerja.

  1. Be well educated

Isu tenaga kerja wanita

 

Pendidikan itu penting, Dears! Apalagi di zaman digital milenial seperti sekarang. Perempuan zaman dulu, mungkin terbelenggu oleh banyak hal, baik sosial, kultural, maupun politis. Namun, kini tembok-tembok itu sudah banyak yang runtuh. Jadi, sudah selayaknya kalo kita, kaum perempuan, mendapatkan pendidikan yang tinggi. Meski tidak mutlak, faktor pendidikan tetap menjadi poin penting untuk bersaing di dunia kerja.

 

  1. Be confidence

Isu tenaga kerja wanita

 

Penyakit perempuan yang paling akut adalah tidak PD. Sejarah panjang tentang kesetaraan gender tak pelak melatarbelakangi hal ini. Akibatnya banyak perempuan yang tumbuh besar dalam self image yang buruk. Nggak sedikit di antara mereka yang menganggap dirinya nggak berharga, nggak level, nggak layak, dan nggak mampu bersaing dengan orang lain.

Inilah yang menjadi PR besar bagi setiap perempuan, untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri dan memiliki self image yang baik. Dengan tingkat PD yang tinggi, setiap perempuan pasti bisa bersinar.

 

  1. Be strong

Isu tenaga kerja wanita

 

Orang yang kuat, tidak selalu mereka yang memiliki fisik tinggi tegap. Mereka yang kuat, adalah orang-orang yang mampu bertahan dan menghadapi segala tekanan hidup. Berita baiknya, perempuan telah diciptakan Tuhan dengan begitu istimewa. Meski sering kali fisik kita terlihat lemah, namun tidak dengan hati kita. Perempuan adalah makhluk yang bisa beradaptasi dengan (hampir) segala kondisi. So, tetaplah kuat dear Moms!

 

  1. Be calm

Isu tenaga kerja wanita

 

Masih berhubungan dengan “otak bakmi” yang dimilikinya, perempuan sering kali merasa panik dan cemas ketika menghadapi masalah atau tekanan. Saat harus menghadapi meeting dengan klien, tiba-tiba ada kabar dari rumah kalau si kecil mendadak demam, Mommies pasti langsung kepikiran, bukan? Manusiawi sih pastinya. Semua ibu pasti akan mengalami perasaan yang sama. Namun, ibu selalu punya cara untuk tetap tenang dan fokus pada klien. Salah satunya adalah dengan menarik napas dalam, lalu embuskan dengan perlahan.

 

  1. Be flexible

Isu tenaga kerja wanita

 

Perempuan adalah makhluk yang fleksibel. Mau momong anak di rumah, OK. Mau kerja di kantor pun OK. Di mana saja kita berada, kita memiliki kemampuan “bunglon” yang luar biasa. Karena itu, kita harus bisa membawa diri dengan baik saat harus berhadapan dengan bawahan, atasan, ataupun klien.

Saya punya mantan rekan kerja yang sangat hebat. Sebagai ibu dari 3 orang anak yang masih kecil-kecil, beliau sangat tough. Bekerja dari pagi hingga malam menjelang, memimpin sebuah tim pemasaran yang rata-rata adalah laki-laki adalah bagian dari kesehariannya. Hebatnya, di tengah segala kerempongan itu, beliau justru dinobatkan sebagai the best employee dan mengalahkan puluhan rekan selevelnya. Padahal, secara usia beliau masih terbilang cukup muda.

Sebagai penghargaan, rekan saya tersebut berhak atas sejumlah uang tunai dan jalan-jalan grais keluar negeri. Wow! Saya sampai ngiler melihat prestasinya. Kini, beliau masih aktif bekerja dan kariernya terus merangkak naik. Sementara ketiga anaknya tumbuh cerdas dan aktif.

Apakah beliau tidak pernah mendapat masalah? NOPE. Saya rasa banyak masalah dan tekanan yang membelitnya baik di rumah ataupun di kantor. Tapi yang saya tahu, beliau bisa melewatinya dan terus berjalan sampai ke puncak.

Masih ada banyak bukti hidup yang bisa kita saksikan di dunia nyata. Betapa perempuan sejatinya memiliki kemampuan dan potensi luar biasa yang bisa membuatnya bersinar dan layak diperhitungkan.

 

She, who stands out of the crowd, deserves the best life.

What about you, Dears?

 

Love,

Bety