betykristianto.com I Internet Provider – “Mam, lihat deh! Ini ada tukang siomay yang baik banget, ngejagain rumah orang yang ditinggal mudik. Ih, segitunya ya masih ada orang baik!” kata si Kakak yang lagi asyik scrolling IG. Sejenak saya pun setuju, memang masih ada orang baik di jaman now yang -katanya- makin edan ini. Makin kepo, saya pun ikutan scrolling kolom komentar pada postingan sebuah akun media online tersebut dan menemukan banyak komentar bahwa konten tersebut hanyalah setingan alias dibikin-bikin, dan nggak riil.
Dari situ saya mulai paham bahwa caption yang dituliskan ternyata nggak sesuai dengan realita, karena ternyata si “tukang siomay” dalam konten video tersebut adalah staf dari salah satu perusahaan entertainment milik seorang artis terkenal tanah air. Video itu pun hanya sebuah fiktif semata, alias boong-boongan. Uhh! Seketika saya jadi merasa kesal. Bisa-bisanya yah bikin caption dan konten yang isinya hoaks.
Well, di jaman serba digital seperti sekarang ini, masyarakat kita memang sangat tertarik dengan yang namanya konten. Terlebih sejak media sosial makin marak dan jaringan internet yang bisa diakses dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat, membuat siapapun bisa bikin konten, dan membagikannya. Syukur-syukur bisa viral, terkenal dan dapet banyak cuan dari konten-konten tersebut. Sayangnya, hal ini nggak dibarengi dengan kejujuran dan prinsip-prinsip informasi yang benar. Akibatnya, banyak pula bertebaran konten-konten yang tidak edukatif, nirfaedah dan paling parah hoaks. Ini yang bikin miris.
Table of Contents
Perjalanan saya jadi content creator
Tak dipungkiri, banyak orang yang mendapatkan berkah tersendiri dengan menjadi content creator. Saya pun termasuk salah satu di antaranya. Semenjak berkenalan dengan dunia blogging sekitar 10 tahun lalu, saya mulai aktif menggunggah beragam konten. Mulai dari tulisan sederhana, hingga video yang saya bagikan di beragam platform dan media sosial. Namun saya sadar, bahwa saya pun harus bertanggung jawab terhadap apa yang saya buat dan bagikan tersebut, dengan berusaha membuat konten yang faktual dan sebisa mungkin berdasarkan pengalaman pribadi.
Lalu seperti apa sih perjalanan saya menjadi content creator sampai sejauh ini? Yuk ikuti cerita saya!
Semua berawal dari ngeblog
Yup! Sejak 2012, tepatnya setelah resign dari kantor, saya mulai ngeblog. Awalnya dari blog gratisan sebagai tempat curhat, hingga akhirnya 2017 memutuskan untuk serius dan membuat betykristianto.com ini sampai sekarang. Jalan saya sampai di titik ini nggak cepat dan enak, to be honest. Saya sering terseok, kudet dan gaptek untuk urusan teknis blogging yang bikin mumet mak emak katrok ini. Puji Tuhan, perlahan-lahan saya menemukan komunitas blogger yang baik dan bisa menjadi tempat menimba ilmu dan saling berbagi.
Sebagai emak-emak beranak dua, konten-konten blog saya di awal-awal kebanyakan berisi tentang cerita sehari-hari bersama anak-anak, hingga travelling keluarga ke beberapa tempat. Makin ke sini, tulisan saya makin beragam sampai akhirnya saya beranikan diri untuk menerima job dan kerjasama dengan pihak ketiga, hingga mengikuti lomba blogging. Saya sangat bersyukur pernah menjadi juara di beberapa lomba, sebelum akhirnya memutuskan untuk sedikit selow di dunia ini dan beralih ke dunia penulisan buku.
Buat saya, blog adalah rumah pertama yang nggak akan pernah saya tinggalkan. Di sinilah saya mengukir cerita dan jejak sejarah untuk masa depan. Karena itulah, saya masih menulis di sini, dan ketemu sama kalian 😊
Jadi penulis buku
Merasakan nikmatnya meraup cuan dari blogging, saya mulai merambah dunia penulisan buku dengan menulis 2 buku parenting. Beberapa cerita yang saya bagikan di blog juga menjadi obrolan di buku ini. Sebaliknya, materi dalam buku-buku ini pun bisa menjadi bahan cerita saya ngonten di blog dan bikin postingan di Instagram ataupun Facebook. Jadi, saling melengkapi gitu deh.
Tak puas dengan buku parenting, saya mulai menulis genre yang baru, yakni fiksi. Saya pun menerbitkan puluhan buku antologi dan memenangkan beberapa lomba menulis fiksi baik cerpen, mini fiction, hingga puisi.
Aksi ngonten saya berlanjut lagi dengan menerbitkan 2 novel di tahun 2021 dan 2022 lalu. Puncaknya saya menerbitkan Coelho’s Circle, sebuah novel sosial yang didedikasikan untuk keluarga tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan dalam perang Covid-19 di tanah air. Saya bersyukur, di tengah pandemi yang begitu berat, saya masih bisa melakukan aksi kecil untuk kemanusiaan.
Saat ini, saya juga menulis buku ajar sekolah dan beberapa kali menjadi ghostwriter untuk buku-buku populer. Buat saya, dunia konten tulisan ini masih sangat luas untuk diselami. Jadi, why not?
Lanjut jadi content creator dan influencer
Langkah kecil saya nggak berhenti, saya melanjutkan tantangan dengan menjadi content creator dan influencer. Ya, pergaulan saya makin meluas dan saya berkesempatan untuk menjajal dunia content creator yang begitu menarik ini.
For sure, saya memang nggak sebanding dengan selebgram ataupun youtuber femes macam Atta Halilintar ataupun Awkarin itu. Tapi saya cukup puas dengan konten-konten yang saya buat selama ini, termasuk saat bekerja sama dengan beberapa brand dan perusahaan bonafid tanah air.
Gimana dengan cuan? Ya pasti dapatlah! Setiap job dan kerjasama yang ditawarkan tentu saja ada timbal baliknya, baik itu cuan ataupun barang.
Dari ketiga profesi itulah yang hingga saat ini jadi pundi-pundi rupiah bahkan dollar buat saya! And I’m really thanking for this! Sebagai full time mom yang nyambi jadi content creator, saya cukup bangga bisa tetap produktif dari rumah. Lalu bagaimana kuncinya dapetin lebih banyak cuan dari dunia content creator ini?
Cara dapetin cuan dari konten
Ada beberapa cara yang bisa saya rekomendasikan untuk kalian yang pengin juga dapet cuan dan konten ini. Kuncinya adalah bikin konten yang menarik dan worth it untuk dibayar! Selanjutnya, coba terapkan 4 langkah di bawah ini!
Miliki niat yang kuat dan jeli lihat peluang
Semua hal selalu diawali dari niat, termasuk jika kalian pengen menjajal peruntungan jadi content creator ini. Jangan pikir jalan akan selalu mulus dan bebas hambatan. Tapi bersiaplah untuk selalu meng-upgrade skill agar bisa terus berkompetisi dengan sehat.
Selain itu, jelilah melihat peluang. Ada banyak hal yang bisa dieksplor dalam dunia konten ini. Tapi ingatlah bahwa tidak semuanya harus kita kuasai. Kenalilah kelebihan dan kekuranganmu, dan jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri! Fokuskan energi pada hal-hal yang kamu kuasai dan tak perlu goyah hanya karena orang lain melakukan hal yang berbeda.
Berkomunitas
Kerja sendiri itu berat, Bestie! Karena itu, berkomunitaslah! Miliki teman, partner, kalau perlu mentor yang sesuai dengan dunia yang kamu geluti. Dari situlah kamu akan mendapatkan beragam insights, informasi dan juga memperluas pertemanan dan wawasan.
Miliki support system yang baik
Di mana-mana, support system yang baik itu is a must! Karena itu, cobalah mengusahakannya dengan suami, istri, anak, ataupun keluarga hingga teman dan saudara yang mendukung profesi ini. Kita akan sangat membutuhkan keberadaan mereka saat harus mengerjakan passion dan beragam job saat jadi content creator ini. Terkadang, kita mungkin perlu untuk keluar kota, menginap di luar rumah, atau butuh me time untuk menyelesaikan sebuah tugas ngonten dari klien. Kalau nggak ada support system yang oke, hal ini bisa jadi masalah besar, terutama untuk ibu-ibu rempong seperti saya ini.
Pastikan ada internet provider yang stabil dan dapat diandalkan
Content creator sangat bergantung pada jaringan internet. Suka nggak suka, kita selalu butuh koneksi internet dalam bekerja, terutama saat harus mengunggah konten, membangun engagement, ataupun berinteraksi dengan rekan kerja dan klien. Nggak lucu kan, kehabisan kuota atau internetnya ngadat pas lagi deadline ataupun meeting penting gitu?
Untuk yang satu ini, saya rekomendasikan IndiHome, internet provider andalan di rumah. Udah bertahun-tahun saya pakai provider dari Telkom Indonesia ini, dan hampir nggak pernah ada keluhan. Kalaupun ada, handling complaintnya smooth dan really-really helpful. Selain itu, dengan berlangganan IndiHome, saya juga mendapatkan beragam layanan termasuk TV kabel yang variatif banget.
Dengan IndiHome sebagai penyelamat bangsa, saya bisa bikin buanyak banget konten yang full faedah, menyelesaikan beberapa naskah buku, hingga melatih kembali kemampuan nyanyi saya dan dengan berani mengunggahnya di media sosial. Semua itu bikin saya tetap produktif dari rumah, di tengah pandemi yang melelahkan kemarin.
Thank God, sekarang kita sudah berada pada kondisi yang jauh lebih baik. Hal ini juga menjadi salah satu pemacu semangat saya untuk bisa lebih produktif lagi ngonten, apalagi sekarang sudah bebas ke mana-mana. Praktis, urusan ngonten makan-makan, jalan-jalan ataupun liputan jadi lebih leluasa. Artinya, peluang dapet cuan makin terbuka lebar. Ditambah dengan internet provider yang yahud seperti IndiHome dari Telkom Indonesia, saya nggak perlu worry lagi saat dikejar deadline!
Ini ceritaku sama IndiHome, mana ceritamu?
Trackback