betykristianto.com Ι The Alana Jogja – Setelah rencana mudik ke Bandung batal gegara PPKM yang bikin galau, natalan kemarin akhirnya saya sama Paksu mutusin untuk staycation aja di Jogja. Awalnya sih udah males-malesan juga sih buat keluar rumah. Selain karena pertimbangan rate hotel yang pastinya udah melangit, apalagi kami sama sekali unplanning, juga karena si Kakak yang lagi sakit sepulang dari Bandung kemarin. Butt… menimbang kondisi mental si adek yang kayaknya butuh refreshing yawes, di detik-detik terakhir kami fix buat booking hotel.
Tadinya kami pengen berlibur sekalian di Kaliurang, cobain cottage yang lagi hits gitu, trus paginya mau jalan-jalan ke Bumi Merapi, mumpung Kevin libur. Atau pengen ke Queen of the South yang hype banget ituh. Tapi, sekali lagi karena kakak batal ikut jadinya ya kami harus rescheduling semuanya. Yang penting Kevin keturutan nginep hotel aja gitu hehehe.
Cut the story, kami pun pilih-pilih hotel yang nggak terlalu jauh aja dari rumah. Jadi kalau ada apa-apa bisa cepet pulang lagi. Dannn pilihan kali ini jatuh kepada The Alana Hotel and Convention Yogyakarta, yang ada di bilangan Ngaglik, Sleman. Dasar si Kevin dari dulu udah pengen banget nginep di sini, dan akhirnya bisa keturutan deh. Dulu, kami juga pernah nginep di Alana, tapi yang di Solo.
So, kayak gimana ya pengalaman kami nginep di sini dalam masa pandemi? Kira-kira gimana penerapan prokes dan lain-lain? Cuss, scroll ke bawah ya!
Table of Contents
Lokasi The Alana Jogja
The Alana Hotel and Convention Yogyakarta, ada di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km. 7, Mudal, Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Jaraknya sekitar 7 km dari Malioboro yang femes itu. To be honest, hotel ini adep-adepan gitu sama Hyatt Regency yang udah jauh lebih dulu ada. Bedanya, kalau Hyatt itu atmosfernya klasik, nah kalau The Alana lebih modern looks. But, sama-sama pricey sih.
Kalau kalian nginep di sini trus pengen nge-mall, bisa ke Hartono Mall yang mayan deket. Atau bisa juga ke Jogja Citi Mall yang juga masih terjangkau jauhnya. Kalau mau masuk museum Jogja Kembali, tinggal turun dikit dan ajak anak-anak berwisata sejarah. Kalau malam, di sana juga ada Taman Lampion. Tapi nggak tau ding, pas pandemi gini buka apa nggak.
Protokol Kesehatan di Masa Pandemi
Ini adalah kali ketiga kami menginap di hotel selama masa pandemi, setelah sebelumnya di Aston Solo dan Fave Hotel Cilacap. Ada termometer di setiap pintu masuk menuju gedung, yah. Trus hand sanitizer juga ada di mana-mana. Udah gitu semua petugas hotel mulai dari sekuriti sampai cleaning service mengenakan sarung tangan dan masker. Tamu-tamu juga diwajibkan mengenakan masker, kecuali bebi. Sayangnya, tidak ada pengawasan di area lift. Yang tadinya lift cuman disarankan untuk 4 orang, jadi kepakai sampai 7 orang. Alasannya kagok, nanggung cuman bentar huhuhu. Mau marah-marah ya percumah. Yawes lah woles.
Lobby
Seperti The Alana Solo, di sini tuh lobby-nya juga luas, lega dan nyaman gitu. Ada banyak sofa yang bisa dipakai duduk sembari nungguin proses check-in. mau pose-pose manja juga oke. Kemarin pas kami dateng itu kebetulan lagi sepi. Jadi Kevin bisa foto-foto bentar di depan pohon natal yang super jumbo. Di sayap kanan, ada bebapa aula yang sepertinya biasa dipakai untuk meeting-meeting gitu, sama butik batik. Ohya, ada juga piano besar yang dijadikan properti. Sayangnya, enggak boleh dimainin. Hehehe.
Di sayap kiri alias deket sama resepsionis, ada resto yang lumayan besar. Di sini juga tempat breakfast nantinya. Trus di belakang resepsionis, ada selasar tempat lift menuju ke kamar tamu berada. Setiap tamu yang nginep, dikasih kartu akses yang berguna sebagai kunci kamar sekaligus untuk membuka akses lift hanya ke lantai tempat kamar kita berada. So, nggak sembarang orang bisa naik atau nyasar ke lantai lain ya, Gaes.
Rooms
The Alana Hotel and Convention Yogyakarta memiliki total 262 kamar, terdiri ata 219 Deluxe Rooms, 22 Executive Twin Club Rooms, 11 Executive Queen Rooms, dan 10 Executive Suite. Semuanya mengusung konsep modern looks.
Kebetulan kemarin kami pilih yang Executive Twin Club Rooms karena bawa Kevin, jadi lebih nyaman kalau kasurnya terpisah. Semua kamar executive ini berada di lantai 16-18 dan dilengkapi dengan sinyal WiFi yang lumayan kenceng. Cukuplah buat browsing-browsing plus nyelesaiin kerjaan dikit. Sedangan deluxe rooms ada di lantai 1-15. Secara umum, pemandangan dari lantai atas lebih bagus ketimbang kamar-kamar di lantai bawah. Kolam renang ada di bawah, kalau nggak salah di atas lobby dan resto.
Kamar yang kami pesan luasnya 34m persegi. Ada sofa nyaman sepanjang badan saya di sudut, dan meja kerja atau multiguna di ujung yang berseberangan. Buat kami, kamar segede gini cukup lega sih, udah gitu karpet lantaiya empuk, bikin betah dan lumayan meredam suara pas Kevin gradak-gruduk ke sana kemari. Dia mah emang gitu, tiap ke hotel bawaannya norak hahaha.
Kamar mandinya transparan, Genks! Cucok meyong buat penganten baru yang lagi hanimun. Tapi, buat kita-kita yang nginep sama orang lain atau bawa krucil, harap hati-hati. Jangan lupa tutup tirai sebelum beraksi. Di sini ada hair dryer, sikat gigi plus odol, sabun cuci tangan, dan shower cap. Shower-nya sendiri berfungsi baik, pancuran airnya lembut ngga sakit ke kulit. Udah gitu, air panasnya juga selalu ready.
Untuk compliment disediain 2 botol mineral water, 1 macam snack, 1 botol air karbonasi di kulkas, dan paket teh, kopi, gula, serta krimer. Ohya ada teko pemanas air juga. Standar sih. Trus ada juga cermin setinggi badan, lemari minimalis, dan brankas kecil.
Untuk kasurnya cukup nyaman, empuk dan spreinya juga wangi. AC-nya dingin, nyaman nggak nusuk di kulit.
Menu sarapan
Soal yang satu ini, saya cukup puas dengan menu yang disedain The Alana. Beragam jenis makanan dan minuman tersedia, mulai dari pastry sampai nasi. Cuman, mungkin karena pandemi jadi jenis lauk dan sayur di menu nasi hanya beberapa macem doang. Beda sama pas kami nginep di Alana Solo dulu yang sampe bingung mau makan apa lagi ya hahaha.
Kemarin itu lauk yang ada hanya ayam bumbu pedas sama ikan balut tepung. Sedangkan sayurnya hanya oseng kacang panjang. Nggak ada mi goreng, spagetti, atau pasta. Tapi, di sudut lain ada kentang panggang, sosis, dan bayam yang dikasih mayones atau apa ya.. wkwkek saya ngga tahu nama menunya. Trus ada stall nasi gudeg lengkap, bubur ayam, soto daging kacang merah, dan bubur mutiara.
Di bagian lain ada menu roti dan pastry. Tersedia beberapa macem roti manis, roti tawar, cake, muffin, serta puding. Selain itu juga ada pilihan sereal, cococrunch plus susu, aneka jus buah dan infused water. Di sudut lain ada kopi dan teh yang self-service.
Mengikuti protokol kesehatan, selama pandemi tamu-tamu dilarang mengambil sendiri makanan dan minuman yang tersedia. Sebagai gantinya, setiap stall atau meja ada petugas khusus yang membantu mengambilkan menu.
Tadinya, saya sempet bertanya-tanya kok nggak ada omelet ya? Secaraaa menu wajib kalau breakfast di hotel itu ya omelet! Hehehe. Eh taunya ada di luar dong. Jadi ada outdoor area gitu, tempat menu-menu untuk anak dan beberapa minuman herbal tersedia. Ada juga aneka dimsum dan ceker ayam. Kevin minta nasi goreng, sosis, dan nugget. Oke cuss.
Pool
Kolam renangnya ada di lantai bawah, di atas resto. Nggak segede Alana Solo sih, tapi cukup luas kalau buat anak-anak. Karena nggak niat renang, kami emang nggak bawain baju renang buat Kevin. So, kami cuma ngintip doang trus balik ke kamar lagi.
Kesan selama menginap di The Alana Jogja
Over all, kami bertiga puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada di hotel ini. Emang niat sejak awal kan cuma mau staycation, jadi ya nggak planning lebih untuk ini itu. Cukup gogoleran di kasur empuk, kamar dingin ber-AC, nonton TV kabel yang di rumah nggak semua ada channel-nya, sama ngeliatin pemandangan dari ketinggian.
Nah buat temen-temen yang pengen nginep di Jogja, The Alana kayaknya bisa deh dimasukin ke bucket list. Untuk ratenya masih cukup terjangkau kok di kantong. Masih banyak hotel lain yang lebih mahal tapi fasilitasnya so-so aja.
Oke, segitu dulu ya reviewnya kali ini. Selamat menyongsong tahun baru ya!
