“Kalau mau cantik dan bahagia, cari aja suami tajir!” begitu kira-kira ucapan Bunga Zainal. Seingat saya dia adalah mantan artis sinetron yang tampil sangat berbeda setelah menjadi istri kedua seorang produser film.
Sebagai emak-emak pengabdi body goals, tak perlu waktu lama bagi saya untuk manggut-manggut mengiyakan sekaligus merasa insecure. Lha, gimana enggak? Tampilan visual Bunga belakangan memang tokcer, je! Jelas bukan tandingan saya yang hari-hari hanya bisa pakai casing daster.
Nggak beda jauh dari Bunga, ada pula sosok Nia Ramadhani yang kerap dipanggil Nyonya Boss. Gayanya makin hari kian mentereng saja. Tak heran, beragam postingannya di media sosial sering banjir komentar dari warganet. Ada yang memuji, tak sedikit pula yang iri pada penampilannya yang cetar paripurna.
Tapi tunggu dulu! Tiba-tiba ingatan saya kembali pada sosok keduanya belasan tahun lalu, saat masih single. Meski secara fisik memang sudah cantik dari sononya, harus diakui semenjak jadi nyonya muda di keluarga tajir itulah, gaya mereka semakin meroket.
Tak hanya makin menarik secara fisik, “perabotan” yang mengikutinya juga makin cetar. Sebut saja tas mahal beragam merk, sepatu, baju, atau sekedar anting yang mungkin harganya bisa untuk modal saya membuka warung kelontong. Pada setiap foto yang diposting di media sosial, mereka selalu tampil gorjes.
Tidak hanya sendiri, Bunga dan Nia juga sering mengunggah kebersamaannya dengan girls squad alias genk ciwi-ciwi sosialita yang sama-sama cetar paripurna. Entah itu sedang liburan, pesta syukuran, arisan atau ngopi-ngopi cantik yang pastinya butuh fulus tak sedikit.
Ngomong-ngomong soal sosialita memang selalu menarik. Kehidupan mereka sangat menggoda dan bikin ngiler. Ibu-ibu yang lagi ngopi cantik, jalan-jalan keluar negri, arisan, dan pesta sana sini adalah tampilan visual yang seringkali nongol di beranda media sosial kita. Kebanyakan mereka itu kalau nggak artis, ya istri pejabat atau pengusaha seperti mbak-mbak cantik yang tadi saya ceritakan di awal.
Jangan tanya soal barang-barang yang mereka pakai. So pasti sembilan puluh persen adalah brand luar negeri yang kalau dirupiahkan harganya bisa bikin emak-emak level menengah ke bawah auto insecure.
Lalu dari mana semua biaya maintenance itu? Ya pastinya dari suami dong. Ada sih yang memang sudah tajir sebelum nikah. Tapi kebanyakan ya life after marriage itulah yang bikin mereka makin borju.
Memang enak ya punya suami tajir melintir. Kita tinggal bilang kepingin apa, suami pasti iya-iya. Ah, seketika saya kepingin jadi Nia Ramadhani. Hahaha.
Sebenarnya tak jadi masalah sih, jadi borju setelah menikah. Apalagi kalau pasangan kita kerjaannya halal. Nia Ramadhani dan Bunga Zainal sangat beruntung masuk dalam lingkaran keluarga konglomerat yang ‘’bersih”.
Yang jadi problem adalah kalau tiba-tiba si suami yang selama ini terlihat alim, mendadak dicokok gara-gara kasus korupsi. Nggak tanggung-tanggung, dana yang ditilep pun mencapai miliaran rupiah!
Masih segar dalam ingatan kita ketika beberapa waktu lalu seorang petinggi negeri ini diciduk tepat saat kepulangannya dari luar negeri. Lengkap dengan barbuk setumpuk barang branded beragam jenis. Mulai dari sepeda, koper, baju, tas branded, dan lain-lain. Mirisnya, semua itu kabarnya dibeli dengan duit rasuah. Huah! Auto beugah perut saya membaca berita ini.
Belum selesai keriuhan publik dengan berita penangkapan oknum menteri yang menjual benih lobster tak berdosa itu, satu lagi pejabat dicokok karena alasan yang sama: korupsi. Parahnya lagi, kali ini si bapak adalah kader partai pengusung presiden yang katanya sudah diwanti-wanti oleh petinggi partainya untuk ndak korupsi.
Nyatanya? Jauh panggang dari api, alias bikin kita geleng kepala berkali-kali. Apalagi duit yang diselewengkan untuk kepentingan pribadi itu mencapai puluhan miliar rupiah. Sungguh sebuah angka yang teramat fantastis dan menggemparkan, mengingat dana tersebut sejatinya adalah untuk bantuan sosial terkait kasus korona yang belum juga selesai.
Dua contoh di atas hanyalah segelintir cerita korupsi yang masih menjadi momok meresahkan di negeri ini. Faktanya, KPK menyebut 730 kasus korupsi yang melibatkan pejabat sejak 2012 hingga Juni 2020. Jumlah itu belum termasuk 308 kasus dari kalangan pengusaha swasta, hakim, jaksa, pengacara, dan lain-lain, yang kebanyakan pelakunya adalah laki-laki.
Sebagai genk emak-emak, sontak perhatian saya langsung tertuju pada wanita-wanita cantik di belakang mereka. Beberapa orang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka karena ditengarai terlibat dalam penggunaan uang haram itu.
Alih-alih memikirkan bagaimana kelanjutan proses hukum, saya malah sibuk membayangkan jangan-jangan para wanita inilah yang jadi biang keroknya. Bukannya ingin suudzon, tapi saya kok hampir yakin bahwa para suami ini pasti mendapat bisikan maut dari permaisurinya. Celakanya, jika para permaisuri itu adalah sosialita pemuja hedonisme garis keras. Beberapa di antaranya juga ada istri muda yang masih kinyis-kinyis. Bisa dibayangkan berapa fulus yang mereka habiskan untuk tampilan visual sekece itu.
Saya paham betul prasangka saya belum tentu benar. Tapi, buat apa sih bapak menteri yang terhormat itu membeli tas LV, Hermes, dan beberapa barang lain yang notabene sangat girly? Memangnya mau dipakai sendiri? Rasanya kok mustahil ya. Dan jangan lupa, modal pembelian semua barang branded itu kabarnya ditransfer ke rekening pribadi staf istri menteri. Nah loh, bukankah ini sebuah jejak digital yang sangat mudah dipahami alurnya? Lagian, memang si istri ini sering banget tampil memukau dengan barang-barang branded yang harganya selangit.
Ah, tapi bisa saja sih dugaan saya ini salah. Mungkin saja, para koruptor itu memang sudah punya niat jahat jauh sebelum bisikan-bisikan manja terucap. Tapi, jika di belakang mereka ada sosok perempuan cantik yang biaya maintenance-nya tak sedikit, apa iya mereka mau diam saja mendengar bisik-bisik manja itu? Hm, sepertinya sulit ya.
Ingat, derajat sosial itu harus diperjuangkan, Jendral! Dan kalau cantik dan terhormat bisa mengangkat harkat dan martabat, saya pun rela melancarkan bisikan-bisikan maut pada suami kok. Apalagi kalau suami ada di posisi yang wenak. Toh, saya pun sering kali merayu suami agar mengabulkan permintaan saya. Sayangnya, suami saya tak setajir para koruptor yang wajahnya lalu lalang di tivi itu. Hahaha.
Sungguh, tulisan random kali ini bener-bener super random! Nggak papa lahyaw, sekali-kali, kalian perlu juga kan ngelihat sisi diri saya yang berbeda?