Menginap di hotel, adalah salah satu hal yang paling disukai oleh Kevin, si Bontot. Dia selalu paling antusias kalau dengar kita mau jalan-jalan terus bobonya di hotel. Segala macam mainan langsung diangkut, dijejerkan lalu dimasukkannya ke dalam tas. Udah ngalah-ngalahin mamaknya packing deh hahaha…

Kehebohan Kevin cukup bisa saya mengerti sih. Soalnya keluarga kami terhitung jarang pergi-pergi yang sampai harus nginep segala. Selain memang nggak ada budget lebih untuk wira-wiri, juga waktunya yang sering kali nggak sinkron. *ngeles*

Kebetulan, weekend beberapa hari yang lalu kami ada kesempatan untuk jalan-jalan sekaligus “bekerja” di Solo. Hm, saya langsung keidean untuk mengajak krucils nginep di sana karena beberapa kali rencana plesiran ke kampungnya Jokowi ini gagal. Kali ini, saya bertekad sekuat baja untuk melaksanakan misi ini. *oposeeh* Jadilah si boss browsing-browsing cari penginapan yang family friendly.

Pilihan kami jatuh pada sebuah hotel “senior” berbintang 5, yaitu Hotel Sahid Jaya Solo. Beruntung, kami mendapatkan harga ndlosor banget dari sebuah situs pembelian tiket dan booking hotel online langganan suami. Wuaah, saya makin semangat 45 deh. Kapan lagi dapet bintang lima, harga kaki lima. Yekann?

 

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Sabtu itu, setelah menjemput si Sulung, kami langsung cuzz ke Solo. Jalan raya Jogja-Solo hari itu rame banget. Setelah hampir satu jam berkendara, kami berhenti makan sebentar di Soto Seger Mbok Giyem. Sotonya emang beneran seger dan murmer. Besok postingannya menyusul deh. *Ya kalik ada yang nanya* 😂😂

Setelah perut kenyang, perjalanan kami lanjutkan lagi. Pukul 3 sore, mobil memasuki jalanan utama kota Solo. Kami langsung disambut kemacetan di Jalan Slamet Riyadi. Sesampai di hotel, kami harus menunggu sebentar karena kamar belum selesai disiapkan. Sempet keki juga sih sama salah satu petugas hotel yang menerima kami. Jawabannya agak ketus dan terkesan kurang friendly. Menurutnya, kami baru bisa check in satu jam lagi dengan alasan masih banyak tamu yang baru selesai manasik haji dan butuh waktu untuk check out.

Karena Paksu sedikit kesal, saya putuskan untuk menggantikannya menunggu di lobi. Ternyata nggak sampai 10 menit berlalu, kami sudah bisa check in. Tuh kan, rejeki bunda sholeha.

 

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Hotel Sahid Jaya Solo

Lobi hotel nggak terlalu besar, dan didominasi oleh arsitektur Jawa yang kental. Di pojok tersedia seperangkat gamelan. Sedangkan interior atapnya juga cukup klasik. Pokoknya Jawa banget deh.

 

Hotel Sahid Jaya Solo

Sekar Jagad VIP lounge

 

Hotel Sahid Jaya Solo

Sebuah sudut dekat lift menampilkan dakon dan peta Solo.

 

Setelah menerima kunci, kami segera menuju ke kamar yang terletak di lantai 3. Kakak sudah pengin banget berenang. Sedang si adek, kebetulan lagi agak pilek. Jadi dia nggak nyemplung.

 

Oya, kami sengaja memilih kamar bertype family room. Kenapa? Karena ruangannya guede! Sangat lega untuk keluarga rempong yang harus bawa-bawa seabreg tentengan kayak kami. Kebayang kan, kalau di hotel-hotel minimalis yang dugdeg pisan ceuk orang Sunda mah. Mau gerak aja senggol-senggolan.

Dan beginilah penampakan kamar kami.

Hotel Sahid Jaya Solo

Kasurnya empukss, nyaman untuk tidur. AC-nya juga cukup dingin, tapi nggak menusuk tulang. Over all, tidur kami cukup nyaman kecuali adanya suara mendengung yang cukup keras. Entah dari mana asalnya. Dan suara itu cukup menganggu karena berulang kali terdengar. Mungkin itu suara pompa air ya? I dunno.

Hotel sahid jaya solo

Sunrise yang eksotis dari jendela kamar 

Well, Hotel Sahid Jaya memang terbilang hotel senior alias hotel lama ya Moms. Nggak heran, interior dan perabotan yang dipakai terkesan klasik. Hal ini terlihat dari penggunaan bahan kayu pada mebel dan pernak-pernik kecil di kamar mandi, ataupun di minibar.

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Di kamar mandi tersedia sepaket peralatan pribadi yang saya bilang cukup lengkap. Sedangkan meja rias, lemari, dan kursi yang bisa dipakai istirahat memakai  bahan dasar kayu yang kokoh.

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Untuk kolam renang sendiri ada 2. Yang satu untuk anak-anak, sedang yang lain untuk remaja hingga dewasa dengan kedalaman maksimal 1,1 meter. Kebetulan, hari itu anginnya lagi kenceng banget. Cukup dingin untuk ukuran suhu di Solo dan sekitarnya. Karena itu, saya nggak berlama-lama nungguin si Sulung berenang. Setelah poto-poto sebentar, saya dan Kevin kembali ke kamar.

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Untuk menu breakfastnya, cukup lengkap. Mulai dari yang tradisional hingga western. Karena kupon sarapan hanya berlaku untuk 2 orang, kami memesan ekstra tiket untuk si Sulung. Dia dikenakan biaya RP 80.000.

Menu beratnya ada nasi putih, nasi goreng, mi goreng, sayur jagung muda, gulai ikan, ayam bakar pedas, nasi liwet lengkap, dan sambal serta acar. Sementara menu ringannya ada soto, spageti, dan bubur ayam.

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Di bagian lain ada jagung dan ubi rebus, salad, gado-gado sayuran, aneka roti dan pastry, sereal plus susu, serta omelet dan martabak mini. Oya ada juga gehu alias tahu isi, siomay, tahu bakso dan pisang goreng. Saking banyaknya, sampai-sampai nggak semua bisa saya potoin hehe.

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

Fruit barnya diisi dengan semangka, melon, pepaya dan nanas. Standrad lah ya.

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Untuk minumnya, ada jus jeruk dan jambu, teh, kopi dan lemon tea.

Hotel Sahid Jaya Solo

Hotel Sahid Jaya Solo

Kopinya endesss banget. Saya sukak!

Ice lemon teanya juga beda dari tempat lain. Ada rasa lemongrass dan apa gitu deh yang seger dan wangi-wangi.

Hotel Sahid Jaya Solo

 

Hotel Sahid Jaya Solo

Roti segitiga ini jawara banget. Menul-menul, nggak terlalu manis tapi legit di  lidah. Saya pikir awalnya hanya roti bakar biasa, ternyata beda loh. Martabak mininya ukuran sekali hap.

Staycation kami kali ini berakhir setelah breakfast. Karena kami harus segera bertugas di gereja lalu lanjut pulang ke Jogja. Over all, kami cukup puas menginap di Hotel Sahid Jaya. Hanya sedikit catatan saya, yakni tentang pemeliharaan inventaris hotel yang terkesan kurang. Di beberapa bagian, tembok tampak mengelupas, warnanya pudar dan ada ruang-ruang yang tidak terpelihara sampai tercium bau agak apek dari luar saat kami melintas di lorong menuju kamar. Selebihnya, nggak ada komplen lagi dah. Kalau ada rejeki, kapan-kapan boleh lah mampir sini lagi hehe.

Untuk wisata kuliner di Solo, akan saya posting di tulisan lain ya. Ikuti terus cerita saya.

Nah ini alamat Hotel Sahid Jaya Solo :

Jalan Gajahmada No. 82 Ketelan, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57132.

 

 

So long, Solo. ‘Till we meet again!