Cara Cerdas Pilih Produk Pangan Keluarga – “Mom, susunya habis,” rajuk Kevin sambil manyun. Mom, serealku mana? Oya, stok mi tinggal dikit loh. Kapan mau beli?” si Kakak nimbrung sambil ngubek-ubek lemari persediaan bahan makanan yang ada di dapur.

Sebagai menteri perdagangan sekaligus perekonomian rumah tangga, saya memang selalu jadi tumpuan hidup anggota keluarga lain dalam penyediaan bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sejak dulu pas masih punya ART pun saya selalu membeli sendiri barang-barang kebutuhan dapur dan rumah tangga. Bukan nggak percaya sama orang lain sih, tapi rasanya lebih puas kalau saya yang milih dan beli sendiri, terutama untuk keperluan anak-anak. Apalagi sekarang segala saya pegang sendiri, termasuk belanja bulanan. 

Emang sih, kalau belanja sering juga dikawal paksu. Tapi si bebep selalu nanyain gini, “Mom, gulanya merek apa? Trus susunya anak-anak yang mana? Serealnya rasa apa?” Ulala… tetep aja kan, keputusan akhir ada di tangan saya. Jadi saya harus bener-bener menentukan pilihan yang tepat dong buat keluarga. 

Nah, kegiatan belanja bulanan keluarga kami ini nggak pernah sebentar. Soalnya, saya suka lama milih-milih barang. Emang, untuk beberapa produk yang udah jadi langganan, saya nggak pake acara mantengin kemasan, baca label, petunjuk dan saran penyajian endebrai endebrai. Tapi berhubung sekarang tuh makin buanyak aja deh produk yang mirip-mirip di pasaran, plus iklan yang kadang bikin iman goyang kanan kiri, akhirnya saya jadi butuh banyak waktu lagi untuk memperhatikan informasi produk yang ada dalam kemasan. Biasalah, ya, anak-anak tuh suka jadi kepincut sama aneka cemilan dan minuman baru yang lagi ngehits ceunah. Tentu saja, saya yang harus jadi filter terakhirnya. Kalau hasil penelusuran Mamak oke, berarti boleh beli. Kalau ngga, ya nggak boleh beli. Titik.  

Baca juga : Pentingnya Imunitas Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

Weleh, segitunya to, Mom? Lebai kalik si Mommy satu ini. 

Mungkin ada orang yang berpikir seperti itu. Well, nggak kaget sih, soalnya masyarakat kita memang selama ini sepertinya kurang aware dengan informasi penting yang ada di dalam kemasan sebuah produk. Saya juga dulu gitu sih. Kalau mau beli-beli, yang penting perhatiin aja tanggal kedaluwarsa dan berapaan harganya. Hahaha.. so classic, kan?

Enggak salah, sih. Tapi kalau mau jujur, pertimbangan penting selain expiry date dan harga produk, adalah seberapa aman sih produk itu dikonsumsi? Artinya kandungan apa aja yang ada di dalamnya? Itu yang wajib kita tahu. Jangan cuman main ambil barang dari rak display aja. Giliran dicek kesehatan, udah di garis kuning alias warning semua deh. Huhuhu.. 

Tahu nggak, saat ini jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) tapi mematikan tuh, makin tinggi loh. Hal ini umumnya berkaitan dengan jumlah asupan GGL alias gula, garam dan lemak. Nggak cuman di Indonesia aja, tapi juga di seluruh dunia. Ngeri, kan? Makanya, saya mulai lebih rajin memperhatikan asupan makanan untuk keluarga. 

Mengingat bahayanya efek kelebihan GGL di atas, saya berkomitmen untuk lebih peduli lagi saat mengonsumsi produk pangan. Hal ini saya lakukan antara lain dengan lebih cermat memperhatikan label informasi nilai gizi yang ada pada kemasan produk itu. 

Beruntung banget hari Rabu, 30 September 2020 kemarin, saya mengikuti Webinar seru bertajuk Cara Cerdas Memilih Produk Pangan dengan Logo “Pilihan Lebih Sehat” bersama Nestlé Indonesia yang dipandu oleh Melisa Gandasari sebagai moderator dan menghadirkan beberapa narasumber, yakni :

  • Sutanti Siti Namtini, Apt., PhD – Direktur Standardisasi Pangan Olahan BPOM
  • Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP – Kepala Subdit Standardisasi Pangan Olahan Tertentu BPOM
  • Dr. Rimbawan – Departemen Gizi  Masyarakat, Institut Pertanian Bogor Indonesia.
  • Ganesan Ampalavanar – Presiden Direktur Nestlé Indonesia
  • Debora Tjandrakusuma – Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia
  • Donna Agnesia – Ibu Inspiratif

Lewat webinar ini saya jadi makin tercerahkan dan tau gimana tips yang mudah saat belanja dengan cara nyari produk dengan logo “Pilihan Lebih Sehat” 

Lah, emang ada? Ada doong. 

Jadi Nestlé Indonesia sudah menghadirkan produk dengan logo “Pilihan Lebih Sehat” yang memudahkan konsumen untuk memilih produk pangan yang lebih sehat. Cihuy banget kan?

Kenalan (lagi) sama Nestlé Indonesia.

Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé S.A., produsen makanan dan minuman terbesar di dunia yang berkantor pusat di Vevey, Swiss. Selama 150 tahun terakhir, Nestlé S.A. telah menjalankan usahanya di bidang gizi, kesehatan dan keafiatan. Hadir di 189 negara, perusahaan ini telah memiliki lebih dari 2.000 merek yang semuanya bertujuan untuk menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan generasi mendatang. 

FYI, Nestlé adalah perusahaan makanan dan minuman dengan pusat riset dan pengembangan terbesar di dunia, dengan 40 pusat teknologi produk dan RnD di seluruh dunia loh. Di Asia, Nestlé mendirikan pusat Penelitian dan Pengembangan di Beijing, Shanghai, Singapura dan Guargon. 

Nestlé Indonesia sendiri didirikan tahun 1971 dengan mempekerjakan 3.300 karyawan dan memiliki tiga pabrik yang memproduksi susu, makanan, dan minuman dengan merek-merek terkenal seperti DANCOW, MILO, NESCAFE, LACTOGROW, CERELAC, KITKAT, BEAR BRAND, KOKO KRUNCH, NESTUM, dan lain-lain. Pasti kita semua udah familiar dong ya.   

Dukungan Nestlé Indonesia untuk Pangan Sehat Indonesia – Ganesan Ampalavanar 

cara cerdas pilih produk pangan                     

Membuka sesi diskusi webinar ini, Bapak Ganesan Ampalavanar menegaskan bahwa sebagai perusahaan makanan dan minuman, Nestlé terus berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan dari produksi dan distribusi produk untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga Indonesia. Di samping memproduksi makanan dan minuman bergizi, Nestlé Indonesia juga ingin berperan serta dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya membaca label makanan, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.  

Sehubungan dengan hal tersebut, Nestlé Indonesia mengadakan acara Webinar bertema Cara Cerdas Memilih Produk Pangan dengan Logo “Pilihan Lebih Sehat” ini untuk membahas pentingnya membaca label makanan, mengulas cara memahami label makanan dan pemenuhan gizi seimbang. 

Tujuan dari acara ini adalah :

* Mengedukasi masyarakat dan pentingnya konsumsi produk pangan berkualitas dengan membangun kebiasaan membaca kemasan sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko penyakit tidak menular (PTM) serta meningkatkan kualitas hidup. 

* Mensosialisasikan manfaat dan penerapan dari logo “Pilihan Lebih Sehat” dalam membantu masyarakat memilih produk pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi individu. 

* Berbagi informasi seputar langkah-langkah nyata yang dapat diambil dari pemerintah, industri, akademisi, serta masyarakat untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Penyampaian Materi dari Badan POM Republik Indonesia

cara cerdas pilih produk pangan                   

Pada sesi kedua, hadir pembicara dari BPOM. Yang pertama ada Ibu Sutanti Siti Namtini, Apt., PhD yang menyebutkan bahwa seiring peningkatan kesejahteraan masyarakat, telah terjadi perubahan pola makan yang pada gilirannya ikut meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang lalu, terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi empat penyakit tidak menular yakni diabetes, hipertensi, stroke dan penyakit sendi (rematik atau encok). Dan fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut. 

Menurut data WHO, PTM ini menjadi penyumbang penyebab kematian terbesar di dunia, yakni mencapai 71 persen (tahun 2016). Lebih dari 3/4 kasus kematian di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, disebabkan oleh PTM dengan rata-rata usia di bawah 70 tahun. 

Masih menurut WHO, ada 5 faktor risiko utama dari penyakit tidak menular ini. Yakni:

  1. Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dalam darah
  2. Kurangnya asupan sayur dan buah
  3. Obesitas
  4. Kurangnya aktivitas
  5. Penggunaan tembakau

Selain itu, dalam Jurnal Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), disebutkan bahwa Indonesia memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap asupan GGL tadi. Di mana 30 persen penduduk atau sekitar 77 juta orang mengonsumsi ketiga bahan itu melebihi batas asupan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Salah satu strategi untuk mencegah penyakit tidak menular, adalah dengan mencantumkan label gizi makanan pada produk pangan olahan. Label gizi ini adalah sarana komunikasi antara produsen dengan konsumen yang membantu konsumen untuk mendapatkan produk pangan yang sesuai dengan kebutuhannya. 

Sayangnya, berdasarkan survey yang dilakukan oleh BPOM, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca label informasi gizi masih tergolong rendah. Oleh karena itu, untuk membantu Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2025, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025, diperlukan dukungan aktif dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menerapkan pola konsumsi pangan yang sehat.

Lewat peraturan Badan POM Nomor 22 Tahun 2019, pemerintah mewajibkan seluruh produsen pangan untuk memberikan Informasi Nilai Gizi (ING) pada produk-produknya. Peraturan ini juga mengatur desain label agar lebih mudah dipahami, serta pencantuman logo “Pilihan Lebih Sehat” pada kemasan. Jadi setiap produk olahan pangan yang mencantumkan logo ini telah memenuhi kriteria untuk menjadi produk pilihan yang lebih sehat berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak dibandingkan produk sejenis, dan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. 

Baca yang ini yuk : Mengenal Selective Mutism

Pencantuman logo “Pilihan Lebih Sehat” sementara ini masih terbatas pada kelompok pangan tertentu, seperti minuman siap konsumsi, mie instan serta pasta. Sifatnya pun masih sukarela, jadi belum ada kewajiban bagi produsen untuk melakukannya. Tetapi, tetap saja dibutuhkan persetujuan dari BPOM untuk setiap produk olahan pangan yang dipasarkan. Ke depan, akan lebih banyak kelompok pangan lain yang bisa mendapatkan logo “Pilihan Lebih Sehat” ini.

Selain itu, beliau juga mengingatkan kembali untuk selalu melakukan CEK KLIK yaitu:

CEK Kemasan

CEK Label

CEK Izin edar

CEK Kedaluwarsa

“Diharapkan, dengan penerapan label gizi yang customer friendly ini, akan membantu konsumen untuk memilih jenis pangan olahan sesuai kebutuhan. Dan untuk mencapai tujuan ini diperlukan keterlibatan semua pihak untuk untuk mewujudkan Indonesia Sehat, SDM Unggul Indonesia Maju,” pungkas Bu Tanti.

Sedangkan Ibu Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP menyampaikan alasan pemberian logo “Pilihan Lebih Sehat” pada ketiga jenis produk pangan olahan di atas dikarenakan ketiganya adalah produk-produk yang paling tinggi tinggal konsumsinya, dan menyumbang kelebihan gula, garam, dan lemak dalam masyarakat. 

cara cerdas pilih produk pangan                   

Dalam paparan lebih lanjut, Bu Ega juga menyebutkan bahwa konsumen sering bingung saat harus menentukan pilihan produk pangan olahan yang sangat bervariasi di pasaran. Pada saat yang bersamaan, mereka kurang memahami informasi pada label gizi yang ada pada kemasan produk. Hal ini terkait pula dengan asupan GGL dalam kesehariannya. Menurut beliau, tingkat kesadaran masyarakat untuk membaca label gizi masih rendah dan rata-rata konsumen hanya memperhatikan logo halal dan tanggal kedaluwarsa produk saja sebagai pertimbangan. 

Dengan adanya logo “Pilihan Lebih Sehat” pada kemasan, diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam menentukan pilihan produk pangan yang tidak mengandung pemanis buatan serta memiliki kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah dibanding produk sejenis. Namun, tetap harus dikonsumsi dalam batas wajar. Ibu Ega menyebutkan setiap produk yang mencantumkan logo ini berarti telah memenuhi syarat komposisi GGL yang dianjurkan pemerintah. 

“Pada kelompok minuman yang siap dikonsumsi, seperti susu, sari buah, dan minuman ringan, jumlah kandungan gula maksimal adalah 6 gram per 100 ml. Sedangkan produk pasta dan mie instan jumlah kandungan lemak tak lebih dari 20 gram per 100 gram, serta garam tidak lebih dari 900 mg per 100 gram,” tutup Bu Ega.

Dr. Rimbawan – Departemen Gizi Masyarakat, IPB

cara cerdas pilih produk pangan

Membaca label gizi pada kemasan merupakan salah satu solusi dalam membantu konsumen untuk lebih cerdas dalam memilih produk pangan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mengetahui seberapa besar sumbangan zat gizi tertentu yang berasal dari produk pangan yang kita konsumsi. Dalam keseharian, pemenuhan asupan gizi seimbang secara teratur akan memberi manfaat bagi kesehatan tubuh kita secara umum, dan selanjutnya dapat mendukung produktivitas kita,” jelas Dr. Rimbawan yang bertindak sebagai pemateri berikutnya.

Beliau mengatakan bahwa sangat penting untuk memastikan asupan makanan dan minuman sesuai kebutuhan tubuh. Namun juga diingatkan agar masyarakat memperbaiki pola makan untuk mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, stroke, dan lain-lain. 

Menurut Dr. Rimbawan, konsumsi harian gula, garam, dan lemak yang disarankan adalah empat sendok makan gula, satu sendok teh garam, serta lima sendok makan lemak. Selain itu, kita juga harus mengonsumsi air putih minimal 8 gelas per hari. Review literatur menunjukkan bahwa individu yang membaca label pangan atau informasi nilai gizi pada produk pangan cenderung memilih produk yang lebih sehat, dan memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak. 

Lebih lanjut, Dr. Rimbawan merekomendasikan cara memilih produk pangan berdasarkan label gizi seperti berikut:

  • Lihat Daftar Bahan

Sebelum membeli, biasakan untuk memeriksa apakah “Daftar Bahan” memberi gambaran umum tentang komposisi bahan yang dipakai. Biasanya, komposisi yang ditulis paling depan itulah yang jumlahnya paling banyak. 

  • Waspada adanya bahan yang berisiko membahayakan kesehatan

Dalam hal ini , yang dimaksud adalah bahan yang jika dikonsumsi berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan. Termasuk gula, garam, dan lemak itu tadi. Jadi, anjurannya adalah less is better. Pasalnya, asupan berlebihan ketiga jenis bahan di atas sering kali dikaitkan dengan risiko terjadinya beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes, kolesterol, darah tinggi hingga jantung koroner. 

  • Perhatikan kandungan zat gizi

Informasi nilai gizi yang diberikan dalam satuan per saji, per 100 gram, atau per 100 ml dan disajikan pula persen terhadap Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan. Nah, ini memungkinkan konsumen membandingkan kandungan zat-zat tersebut dari berbagai merek yang ada. Konsumen juga disarankan untuk memperhatikan kandungan vitamin, mineral, serat serta protein yang masih perlu ditingkatkan konsumsinya bagi sebagian masyarakat. 

Apabila ada logo “Pilihan Lebih Sehat” maka produk tersebut memiliki kadar zat gizi tertentu yang lebih baik untuk kesehatan dibandingkan produk sejenis.

  • Dapatkan nilai lebih 

Periksa harga per sajian, dan cek berapa banyak porsi yang bisa diperoleh dari kemasan yang ada. Konsumen perlu memperhatikan berat bersih yang merupakan jumlah produk dalam kemasan, serta jumlah porsi dalam kemasan yang bisa membantu konsumen memutuskan apakah paket itu sebanding dengan harga yang dibanderol.

  • Perhatikan densitas energi

Kepadatan energi mengacu pada rasio kalori terhadap berat makanan. Makin sedikit kalori per ukuran saji/takaran saji umumnya lebih baik untuk menjaga berat badan. Produk pangan yang memiliki densitas energi lebih rendah, akan membantu konsumen merasa kenyang karena ukuran porsi yang relatif lebih besar namun jumlah kalorinya relatif lebih rendah.

  • Pahami klaim pangan

Konsumen hendaknya memahami bahwa produk dengan klaim nol kalori sebetulnya masih bisa mengandung hingga 4 kalori per porsi. Sedangkan produk bebas lemak masih bisa mengandung hingga 0,5 gram lemak per porsi. Dan produk rendah lemak masih bisa mengandung 3 gram lemak untuk produk padat dan 1,5 gram untuk produk cair.     

Selanjutnya, Dr. Rimbawan mengajak konsumen untuk membiasakan diri membaca label pangan agar bisa memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Adalah hak konsumen untuk memilih produk, dan tanggung jawab produsen untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami. Dengan demikian ada dua jalur komunikasi aktif yang terjadi antara konsumen dengan produsen.

Debora Tjandrakusuma – Direktur Corporate Affairs  Nestlé Indonesia

cara cerdas pilih produk pangan

Sejalan dengan misi  Nestlé Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan berkontribusi terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik, Nestlé mulai mencantumkan logo “Pilihan Lebih Sehat” secara bertahap pada beberapa produk minuman siap konsumsinya. Yakni MILO Activ-Go, DANCOW Nutritods dan BEAR BRAND.

Produk-produk ini, menurut Debora, akan mulai dipasarkan pada kuartal keempat tahun 2020 ini. Sebelumnya, ketiga produk ini juga sudah mulai mengurangi kandungan gula dan menggantinya dengan bahan yang lebih sehat. 

Nestlé menyadari konsumsi gula, garam, dan lemak masyarakat Indonesia cukup tinggi. Oleh karena itu mereka berkomitmen untuk mengurangi kandungan gula dalam produk-produk mereka seperti MILO Activ-Go dan DANCOW Nutritods. Meski demikian, hal itu dijamin tidak mengurangi rasa dan kelezatan dari produk itu sendiri karena telah melalui serangkaian uji rasa pada konsumen. Demikian disampaikan Ibu Debora. 

Donna Agnesia – Ibu Inspiratif

cara cerdas pilih produk pangan

Sesi terakhir Webinar kemarin ditutup dengan sharing bersama Donna Agnesia, yang membagikan tentang pola hidup sehat versi keluarganya. Donna menyampaikan bahwa olahraga merupakan bagian dari gaya hidup sehat sehari-hari yang ada dalam keluarga mereka. Bersama Darius, sang suami, Donna membiasakan ketiga anaknya untuk menggemari olah raga.

“Di samping menjadikan olah raga sebagai hobi, saya dan suami mencoba mengenalkan gaya hidup sehat pada anak-anak dengan mengonsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang. Sekarang dengan adanya logo “Pilihan Lebih Sehat” di produk pangan, kami sebagai konsumen menjadi lebih mudah memilih produk pangan yang kandungannya sesuai dengan rekomendasi dibandingkan produk pangan lain yang sejenis dan dapat membantu pemenuhan gizi keluarga,” tutur Donna. 

Yang ini mungkin kalian suka : Manfaat Sarapan untuk Anak

Menurut Donna, membiasakan diri membaca label produk pangan olahan adalah hal yang sangat penting untuk memastikan produk yang dibeli sesuai dengan kebutuhan tubuh. Lebih lanjut, wanita yang terlihat cantik dan bugar ini menuturkan bahwa biasanya hal pertama yang dia perhatikan adalah masa kedaluwarsa, baru rincian informasi gizi pada produk. Setelah berkeluarga dan memiliki buah hati, Donna dan Darius makin sadar pentingnya memperhatikan asupan gula, garam, dan lemak untuk menjaga kesehatan tubuh dan mendukung pertumbuhan buah hatinya.

Namun Donna mengakui informasi nilai gizi yang selama ini dicantumkan pada kemasan terlalu kecil dan agak sulit dipahami oleh konsumen. Oleh karena itu, Donna menyambut baik terobosan baru dari Badan POM agar label gizi dibuat lebih simpel dan mudah dimengerti, seperti penggunaan logo “Pilihan Lebih Sehat” yang baru saja diluncurkan ini. Tentu saja ini adalah cara cerdas pilih produk pangan untuk keluarga.

cara cerdas pilih produk pangan             

Nah gimana, kece kan materi Webinar di atas? Buat temen-temen yang masih suka abai dengan kandungan gizi pada produk pangan olahan, kayaknya sekarang kalian harus mulai memperhatikan kesehatan deh. Apalagi sekarang juga sudah dimudahkan banget dengan adanya pencantuman logo “Pilihan Lebih Sehat” ini. Tapi tetap aja ya, pastikan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar. 

Untuk kalian yang masih ingin mencari tahu informasi lebih lanjut mengenai bagaimana Nestlé mengambil bagian dalam membangun generasi Indonesia yang lebih sehat, bisa langsung berkunjung ke http://bit.ly/SNpilihanlebihsehat ya. 

cara cerdas pilih produk pangan

Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya. Stay happy and healthy ya!

                               

 

Love,

Bety Kristianto