“Mami, paket nih!” Si Sulung tergopoh-gopoh naik dari lantai bawah sambil menyodorkan sebuah bungkusan warna cokelat. Saya mengernyit, penasaran apa isi bungkusan itu. Seingat saya lagi nggak pesen apa-apa gitu. Tak urung, saya terima juga sih paket yang lumayan gede itu. Setelah semprot-semprot bentar pakai disinfektan, bergegas saya robek plastik pembungkus dan kertas tebal itu.

Ulala! Ternyata sebuah buku yang seger banget. Warnya dominan hijau dengan judul yang eye catching banget. BUMIKU SEHAT AKU GEMBIRA. Begitu judul buku yang terpampang nyata di sampul depannya. Aha! Dalam bayangan saya ini buku pasti kids friendly banget. Abis itu baru inget ini buku kiriman Mba Efa Refnita, sahabat saya yang tinggal di Australia, seorang penulis cantik yang saya panggil “Madam”. Wah langsung excited deh. Kira-kira gimana ya dalemannya?

 

Nah biar kalian nggak penasaran, kali ini saya bakalan review buku kece ini ya.

 

Deskripsi Buku

Judul buku : Bumiku Sehat Aku Gembira

Penulis : Efa Refnita, Alia Kustontinia, Sri Aktaviani, Arlini Prawesti, Dian Akbas, Ninik Sri Hartini, Harland Firman, Ade Sinaga-van der Pijll, Nova Yulianto, Media Putri Yohana, Savitry Khoirunnisa, Wahyu Eka Puspita, Riana Garniati Rahayu, dan Dery Hefimaputri.

Penerbit : Dandelion Publisher, Bogor, Jawa Barat

Tahun terbit : 2020, cetakan kedua

Editor : Kartika Susilowati & Nunuk Cita

ISBN : 978-623-6696-11-8

Jumlah halaman : vii + 195

“Bumi kita semakin tua, semakin memerlukan perawatan yang intensif agar tetap “ceria” dan sehat di masa tuanya. Sebagai wargabumi, sudah selayaknya kita merawat bumi kita ini. Jika bumi sehat di masa tuanya, tentunya kita berbahagia.

Sekarang ini, dapat kita lihat, apa yang dirasakan oleh bumi kita. Pencemaran di darat, laut, dan udara, semakin merajalela. Tentunya, kita merasa keakitan karenanya. Apakah senang meliha bum kita kesakitan? Tentu tidak. Apa yang harus kita lakukan untuk membuatnya sehat kembali? Obatilah bumi, rawatlah ia dengan penuh kasih sayang. Kita mulai dari diri kita sendiri dengan tidak membuang sampah sembarangan, misalnya.

Kami, para penulis Indonesia yang tersebar di 15 negara, ingin berbagi informasi tentang bagaimana cara untuk merawat bumi yang dilakukan di 15 negara tersebut. Semoga langkah kecil kami ini dapat memberikan sumbangsih untuk membuat bumi kita sehat di masa tuanya.”

Itulah kata pengantar yang ditulis tepat sebelum buku ini dimulai. Kalimat-kalimat yang menyentuh hati saya begitu membuka buku berukuran besar ini. Nama-nama penulis yang ada di depannya beberapa saya kenal. Jadi, sedikit banyak saya bisa meraba apa sih isi buku ini.

Diakui atau tidak, apa yang ditulis pada kata pengantar buku ini sungguh benar adanya. Bumi kita udah tua banget, udah banyak hal yang dilalui dan di masa senjanya itu, kita harus mulai benar-benar memerhatikan kesehatannya kalau nggak mau bumi rusak dan meninggalkan efek buruk bagi generasi mendatang.

Hidup di era pandemi yang serba waswas ini, mau nggak mau juga membuat banyak orang -termasuk saya- berkontemplasi dan melihat lagi ke belakang. Apa sih yang udah kita perbuat pada bumi? Sudahkah kita cukup menyayanginya, atau justru lebih banyak menyakitinya? Dan buku ini beneran memberikan insight yang membuka mata kita lebar-lebar bahwa bumi kita layak untuk dijaga. Layak untuk dicintai.

Review buku bumiku sehat aku gembira

Bumiku Sehat Aku Gembira ini adalah sebuah buku yang memberikan pesan kuat bagi kita betapa pentingnya peran setiap pembaca dalam menjaga keberlangsungan bumi kita tercinta ini. Dan, peran itu bisa berupa tindakan sekecil apapun. Setiap kisah yang ditulis sarat dengan cerita yang apik, berlatar belakang kota-kota indah yang pastinya bikin imajinasi pembaca ikut berpetualang. Pas banget untuk bahan mendongeng untuk anak, atau bahan bacaan yang bermanfaat untuk anak-anak dan remaja.

Simak saja cerita Manda Efa Refnita yang menulis tentang perlunya bijak mengelola pakaian. Dalam cerita yang menjadi pembuka kisah di buku ini, Mba Efa mengajak anak-anak untuk memahami kenapa sih kita sebaiknya nggak jadi korban mode, menjadi “kolektor” baju atau justru membuang begitu aja baju-baju lama yang udah nggak kepakai lagi. Selain itu, pembaca juga jadi tahu loh kalau di Australia itu ada tempat jual/beli baju bekas seperti Vinnies, Salvation Army, dan Saver. Hayo, siapa yang jadi mupeng ke negara Kangguru itu? Hehe saya ngacung duluan dah!

Nah, kalau saya aja jadi mupeng apalagi anak-anak ya. LOL

 

Review buku bumiku sehat aku gembira

Menjelajahi dunia lewat buku ini juga akan memberikan pengalaman yang pastinya bakalan bikin anak-anak excited. Penasaran kenapa sih saya rekomendasiin buku ini? Nih saya kasih bocoran yaa…

  1. Sampulnya eye catching

Jujur aja, sebagai penikmat buku, hal pertama yang langsung mampir di otak saya saat ngelihat buku ya sampulnya. Kenapa? Karena sampul gives us first impression tentang buku secara keseluruhan. Kalau liat sampulnya aja nggak tergerak, brarti 75 persen kemungkinannya saya nggak akan baca buku itu. Wkwkwk.. kejaaam!

Untungnya buku ini bisa bikin hati saya ser seran. Pas pertama lihat saya langsung mikir ini buku pasti cocok buat Kevin. Soalnya ukurannya jumbo tapi nggak berat. Jadi anak-anak bisa langsung baca sendiri tanpa takut capek.

Selain itu, pemilihan jenis kertasnya juga nggak bikin mata cepet lelah. Well done lah pokoknya.

  1. Tulisannya gede

Ini adalah poin kedua yang bikin saya hepi. Pemilihan font dan ukuran dalam buku ini benar-benar memanjakan anak. Iya sih, tahu kalau mata anak masih tajam, tapi kan kasian ya kalau anak-anak yang masih lumayan kecil (seumuran TK besar atau awal SD gitu) harus mengerutkan dahi gara-gara tulisannya ajib dan kecil. Beruntung, buku ini nggak kayak gitu. So, another plus point ya.

  1. Bahasanya sederhana

Karena target pembacanya adalah anak-anak hingga remaja, pemilihan bahasa sangat penting. Jadi Mommies nggak perlu worry soal penggunaan bahasa dalam buku ini ya. Dijamin semua kisah disampaikan dengan lugas, dan dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak-anak sekalipun. Meski demikian, bimbingan orang tua atau orang dewasa lainnya tetap diperlukan untuk anak-anak yang lebih kecil.

Soal cerita, jangan ditanya! Semua kisah disampaikan dengan apik dan menarik. Jauh dari kata bertele-tele dan mbulet kayak tahu bulet.

  1. Banyak gambar dan ilustrasinya

Siapa hayo yang kalau baca buku yang isinya jejeran kata puanjaaang dan lebar kali tinggi langsung auto poniang atau ngantuk? Well, kalau orang dewasa aja bisa bosen baca tulisan terus menerus, apa kabar ya dengan anak-anak yang notabene jauh lebih bosenan. Nah untungnya lagi buku ini memiliki beberapa ilustrasi yang cakep di setiap kisah. It’s sooo fun!

  1. Belajar budaya, kebiasaan, hingga bahasa asing

Another great points yang ditawarkan dalam buku ini adalah, kita jadi lebih bisa mengenal budaya sekaligus bahasa asing dari setiap kota di negara-negara yang diceritain ini. Tahu nggak, orang Jepang itu sangat tertib masalah kebersihan loh. Hal ini antara lain tercermin dari kebiasaan Souji (bersih-bersih sekolah), atau kerja bakti membersihkan sisa sampah bekas public event gitu. Wah, cobaaa ya di Indonesia bisa kayak gitu pasti nggak akan ada gunungan sampah yang mengerikan hiks.

Selain mengenal budaya dan kebiasan negara lain, kita juga bisa belajar tentang ungkapan-ungkapan bule banget, yang kadang bikin kita nggak ngeuh.

Misalnya saja kalimat pretty please yang berarti rayuan semacam “boleh ya…” (hlm. 5), Hoe gaat het me je, leiverd? Yang berarti bagaimana keadaanmu, Sayang? dalam bahasa Belanda (hlm. 87) dan masih banyak lagi. Seru kan?

Oh iya, kita juga akan menemukan informasi soal apa aja sih tindakan pemerintah dan penduduk setempat untuk menjaga dan merawat bumi. Nah, bagian ini bisa banget kita tiru ya…

  1. Banyak bonusnya dan bikin pinter

Informasi dalam buku ini sebenarnya udah sangat banyak. Selesai baca, dijamin deh wawasan pembaca makin luas. Tapi ternyata hal itu belum cukup loh, soalnya dalam segmen bagian belakang buku ini tuh ada banyak lembar aktivitas yang tentunya sangat menyenangkan buat anak-anak. Mulai dari aktivitas yang sederhana hingga yang tingkat lanjut, semisal membuat kompos.

Nah, keren kan? Oya dalam setiap bab, selalu ada penjelasan yang mudah dipahami oleh anak-anak terkait tema dan judul yang diambil dalam sub judul “Kamu Harus Tahu”. Sebagai contoh, dalam kisah berjudul Komite Sekolah Cilik yang menjelaskan tentang jejak karbon dan bahayanya bagi kelangsungan hidup bumi.

  1. Beragam tips yang menarik dan bermanfaat

Selain sarat informasi tentang beragam hal, buku ini juga dilengkapi dengan aneka tips, seperti bagaimana menjaga kebersihan dan keteraturan lingkungan. Di sini,anak-anak diajari untuk membuang sampah pada tempatnya, mengembalikan lagi barang-barang yang sudah selesai dipakai, dan tidak mengandalkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Jadi anak akan belajar bagaimana menerapkan kedisiplinan seperti di negara-negara lain ya Moms.

Review buku bumiku sehat aku gembira

Back cover buku

Well, di balik sekian banyak poin plus yang sudah saya wrap up di atas, tentu terselip beberapa kekurangan. Di antaranya adalah masih adanya sedikit typo di sana sini, dan gaya penulisan yang agak kaku dari sedikit penulis. But, semuanya itu tertutupi dengan keseluruhan isi cerita, tema dan bonus ini itu tadi itu.

Akhir kata, buku Bumiku Sehat Aku Gembira ini saya rekomendasikan untuk pembaca usia SD-SMP yang harus mulai diajari untuk lebih peduli pada lingkungan, terutama bumi. Jadi Mommies and Daddies yang pengen kasih hadiah buat kesayangan, buku ini pastinya worth it banget.